Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI Minta Kapasitas Pelayanan Kesehatan Ditambah Seiring Meningkatnya Kasus Covid-19

Kompas.com - 22/09/2020, 13:49 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Fakih mengatakan, kapasitas pelayanan kesehatan harus ditambah seiring makin meningkatnya kasus positif Covid-19.

Selain untuk mengakomodasi pasien, penambahan kapasitas juga bertujuan melindungi tenaga kesehatan.

"Ada dua hal penting yang harus kita siapkan. Pertama, menambah kapasitas pelayanan. Karena kalau kapasitas pelayanan tak ditambah kami khawatir ada saudara kita yang sakit lalu tak mendapatkan ruangan," ujar Fakih dalam talkshow daring bersama Satgas Penanganan Covid-19 yang ditayangkan melalui akun YouTube BNPB, Selasa (22/9/2020).

Baca juga: IDI Sudah Prediksi Penambahan Kasus Covid-19 Bakal Tinggi

Fakih khawatir kapasitas pelayanan kesehatan saat ini tidak mampu mengatasi penambahan pasien yang telah menembus 4.000 kasus per hari.

Akibatnya, petugas kesehatan akan mudah kelelahan dan penularan Covid-19 makin mudah terjadi.

"Sehingga ini untuk melindungi seluruh petugas kesehatan. Bukan hanya dokter ya. Kawan-kawan yang membantu membersihkan alat kesehatan kan itu juga petugas kesehatan yang rentan tertular," tutur Fakih.

 

Hal kedua yang perlu dilakukan yakni mengkampanyekan kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan kepada masyarakat.

Menurut Fakih, jika kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan masih rendah, maka kasus penularan Covid-19 akan tetap tinggi.

"Berapapun kita tambah kapasitas layanan kesehatannya, maka tetap ada kekhawatiran pasien akan melebihi kapasitas," ucap Fakih.

"Sehingga kampanye ini kami harapkan bisa menekan penularan. Minimal masyarakat disiplin memakai masker," kata dia.

Baca juga: UPDATE: Bertambah 4.176, Kasus Covid-19 di Indonesia Kini 248.852

 

Diberitakan, jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air pun masih terus bertambah hingga Senin (21/9/2020).

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 hingga pukul 12.00 WIB, Senin, terdapat penambahan 4.176 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Dengan demikian, jumlah total kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 248.852 orang.

Adapun angka penambahan kasus harian pada Senin merupakan yang tertinggi sejak kasus perdana Covid-19 diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu.

Berdasarkan catatan Kompas.com, rekor penambahan pasien harian tertinggi sebelumnya terjadi pada Sabtu (19/9/2020) lalu yakni sebanyak 4.168 kasus baru dalam 24 jam.

Sebanyak 4.176 kasus baru Covid-19 yang tercatat pada Senin didapatkan setelah pemerintah melakukan pemeriksaan 27.525 spesimen dalam sehari.

Baca juga: Bertambah 4.176, Indonesia Kembali Catat Rekor Kasus Harian Covid-19 Tertinggi

Pada periode itu ada 24.825 orang yang diambil sampelnya untuk menjalani pemeriksaan spesimen.

Total, pemerintah sudah melakukan pemeriksaan 2.950.173 spesimen terhadap 1.743.000 orang yang diambil sampelnya. Dengan catatan, satu orang bisa menjalani pemeriksaan spesimen lebih dari satu kali.

Selain itu, pemerintah juga memperbarui informasi perkembangan jumlah kabupaten/ kota di Indonesia yang terpapar Covid-19 hingga 21 September 2020.

Tercatat ada 494 kabupaten/kota telah terpapar Covid-19.

Jumlah ini bertambah satu kabupaten/kota dari akhir pekan lalu yang tercatat sebanyak 493 kabupaten/kota terpapar penularan Covid-19.

Adapun 494 kabupaten/kota ini setara dengan 96,1 persen dari keseluruhan jumlah kabupaten/kota di Indonesia, yakni sebanyak 514 kabupaten/kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com