Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Puskesmas dan Ambulans di Jakarta Kian Kewalahan Tangani Pasien Covid-19...

Kompas.com - 22/09/2020, 06:32 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya kasus baru Covid-19 di DKI Jakarta belakangan ini telah berdampak langsung terhadap sistem pelayanan kesehatan.

Setidaknya terdapat dua komponen dalam sistem pelayanan kesehatan yang mulai merasakan imbas dari meningkatnya kasus baru di Jakarta, yaitu puskesmas dan mobil ambulans.

"Sejauh ini puskesmas di Jakarta agak overwhelmed (kewalahan) karena jumlah penderitanya tetap banyak," ujar Kabid Koordinator Relawan Medis Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Jossep William dalam konferensi pers yang digelar BNPB, Senin (21/9/2020).

Ia mengatakan, baik tenaga medis maupun relawan yang ada di lapangan saat ini sedang sibuk berjibaku menangani pasien, terutama dalam sepekan terakhir.

Hal itu terjadi seiring semakin meningkatnya jumlah warga yang terinfeksi Covid-19.

Baca juga: Pasien OTG Diminta Tak Gunakan Transportasi Umum jika Ingin Isolasi di Wisma Atlet

Selain puskesmas, mobil ambulans yang dimiliki Satgas Penanganan Covid-19 juga mulai keteteran.

Bahkan, Satgas terpaksa memberlakukan sistem antrean agar pasien yang dibawa ambulans bisa sampai ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

Oleh karena itu, ketika masyarakat telah mengadu, petugas tidak langsung melakukan penjemputan karena adanya sistem antrean.

"Jadi tidak langsung dikontak dan bisa langsung kita jemput," kata dia.

Di sisi lain, Jossep berharap masyarakat bisa mematuhi protokol kesehatan agar kondisi puskesmas dan ambulans tidak semakin keteteran.

Baca juga: OTG Harus Kantongi Surat Rujukan jika Ingin Isolasi di RSD Wisma Atlet, Ini Alasannya

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, kasus di DKI Jakarta belakangan ini mengalami peningkatan signifikan.

Dalam tiga hari belakangan ini, misalnya, sebanyak 988 kasus baru terjadi pada Sabtu (19/9/2020).

Kemudian, pada Minggu (20/9/2020), terdapat 1.138 kasus baru. Lalu, pada Senin (21/9/2020) terjadi penambahan 1.352 kasus baru.

Hingga Senin kemarin, kasus terkonfirmasi positif di Jakarta mencapai 63.318 kasus.

Total jumlah kasus ini menempatkan Jakarta sebagai pemuncak kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air.

Minta tambahan tenaga kesehatan dan ambulans

Satgas saat ini tengah berkoordinasi dengan sejumlah organisasi profesi guna menambah tenaga kesehatan untuk menangani pasien di sejumlah rumah sakit darurat.

"Kita sedang meminta kembali ke organsiasi profesi untuk menambah tenaga (kesehatan) ini," ungkap Jossep.

Baca juga: Antsipasi Lonjakan Pasien Covid-19, RSD Wisma Atlet Siapkan Tower 8

Satgas sejauh ini telah meminta tambahan tenaga kesehatan ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

Ia menuturkan, hingga kini, terdapat sekitar 2.000 perawat dan sejumlah bidan yang masih siap bekerja.

Permintaan penambahan tersebut dilakukan karena kondisi tenaga kesehatan yang ada saat ini mulai letih.

"Memang saat ini tenaga medis yang ada cukup keletihan juga," terang Jossep.

Ia menambahkan, pihaknya terus berupaya membuat tenaga kesehatan tetap bisa gembira dan semangat menghadapi situasi saat ini.

Baca juga: RSD Wisma Atlet Dikabarkan Penuh Pasien Covid-19, Begini Faktanya

Apalagi, penanganan pasien juga diprediksi masih lama karena semakin masifnya penyebaran Covid-19 di Tanah Air.

"Pekerjaan kita masih panjang, masih belum ada tanda-tanda ada turun, tapi malah naik terus," tutur Jossep.

Tak hanya permintaan tambahan tenaga kesehatan, Satgas juga tengah berupaya menambah jumlah armada ambulans untuk wilayah Jakarta untuk mengangkut pasien ke RSD Covid-19 Wisma Atlet.

Sebab, jumlah ambulans yang dimiliki Satgas tak lagi cukup untuk mengangkut pasien yang makin bertambah.

"Kita sekarang tengah berusaha untuk menambah lagi ambulans yang ada," ujar Jossep.

Baca juga: Ini Mekanisme Pendaftaran Calon Pasien Covid-19 di Tower 4 RSD Wisma Atlet

Jossep mengungkapkan, Satgas saat ini memiliki sembilan armada ambulans yang tengah dioperasikan.

Namun, jumlah itu masih kurang dengan makin meningkatnya jumlah pasien Covid-19 di wilayah Ibu Kota.

Menurut Jossep, upaya penambahan mobil ambulans sedang dilakukan melalui corporate social responsibility (CSR).

Kendati demikian, ia menekankan bahwa penambahan mobil ambulans itu tersebut bukan merupakan penyelesaian masalah.

Baca juga: Rekor Kasus Harian Covid-19, Satgas Umumkan Kewalahan, dan Harapan Perbaikan dari Pemerintah

Ia mengatakan, kunci penyelesaian masalah terkait meningkatnya jumlah pasien ada pada masyarakat itu sendiri, yakni dengan penerapan protokol kesehatan.

"(Penyelesaian) tetap ada di masyarakat dan masyarakat harus lebih peduli," kata Jossep.

Sistem kesehatan dikhawatirkan ambruk

Jossep mengkhawatirkan, sistem kesehatan di Indonesia ambruk jika masyarakat terus mengabaikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Kita butuh sekali bantuan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan, karena kalau kita terus seperti ini, semua sistem (kesehatan) yang ada di kita ini akan ambruk," terang Jossep.

Baca juga: Satgas: Sistem Kesehatan di Indonesia Ambruk jika Masyarakat Tak Patuhi Protokol Kesehatan

Menurut Jossep, ketika sistem kesehatan ambruk, hal itu akan menambah masalah dalam upaya menangani Covid-19 di Indonesia.

Terlebih, sistem kesehatan di Indonesia saat ini sudah dalam kondisi kewalahan.

Karena itu, pihaknya pun memohon supaya masyarakat benar-benar mematuhi protokol kesehatan agar sistem kesehatan tetap kokoh dengan tidak adanya peningkatan jumlah pasien terinfeksi Covid-19.

"Jadi mohon bantuan dari masyarakat untuk sama-sama bekerja sama," kata dia.

"Patuhi protokol kesehatan dan hindari berkumpul, jaga jarak, cuci tangan, pakai masker," ucap Jossep.

RSD Wisma Atlet rawat 3.852 pasien Covid-19

Di RSD Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, sendiri terdapat 3.852 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang tengah menjalani perawatan.

Berdasarkan data Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I, Senin (21/9/2020) pukul 08.00 WIB, total pasien terkonfirmasi positif tersebut berasal dari akumulasi pasien yang berada di tiga menara.

Baca juga: Satgas Sebut Puskesmas dan Ambulans di Jakarta Kewalahan Tangani Pasien Covid-19

Sebanyak 2.355 pasien terkonfirmasi positif dirawat di Tower 6 dan 7.

Kedua tower ini dihuni oleh pasien Covid-19 bergejala ringan dan sedang.

Sementara, 1.497 pasien Covid-19 lainnya menempati Tower 5 sebagai flat isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG).

Adapun Tower 4 yang diperuntukan untuk isolasi mandiri pasien OTG mulai beroperasi Senin kemarin.

Tower 8 disiapkan sebagai antisipasi apabila terjadi lonjakan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dadakan tersebut.

"Kita siapkan satu (menara), Tower 8, kira-kira bisa 2.000-an bed," ujar Koordinator RSD Wisma Atlet, Mayjen TNI Tugas Ratmono dalam konferensi pers yang digelar BNPB, Senin (21/9/2020).

Baca juga: Satgas Covid-19 Imbau Dokter yang Memiliki Komorbid Tidak Praktik Dahulu

Dalam persiapan tower tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad).

Dari koordinasi itu, ada kemungkinan pemerintah tak hanya membuka Tower 8, tetapi juga dua tower lainnya, yakni Tower 9 dan Tower 10.

Ketiga tower tersebut sebelumnya digunakan untuk pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjalani isolasi mandiri setibanya di Tanah Air.

Tugas mengatakan, jika dikalkulasikan, jumlah tempat tidur yang tersedia dari ketiga tower tersebut mencapai sekira 10.000 unit.

"Semua bed itu bisa menampung sampai 10.000 (unit), sehingga kita harapkan bisa mengurangi beban dari semua sistem layanan kesehatan di DKI juga," kata Tugas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com