Akan tetapi, masih ada kabar duka dengan kembali bertambahnya pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Pada periode 20 - 21 September 2020, ada penambahan 124 pasien Covid-19 yang tutup usia.
Dengan demikian, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia kini mencapai 9.677 orang.
Satgas akui faskes kewalahan
"Sejauh ini puskesmas di Jakarta agak overwhelmed (kewalahan) karena jumlah penderitanya tetap banyak," ujar Kabid Koordinator Relawan Medis Satgas Penanganan Covid-19 Jossep William dalam konferensi pers yang digelar BNPB, Senin (21/9/2020).
Ia mengatakan, baik tenaga medis maupun relawan yang ada di lapangan saat ini sedang sibuk sekali menangani pasien, terutama dalam sepekan terakhir.
Bahkan, Satgas terpaksa memberlakukan sistem antrean agar pasien yang dibawa ambulans bisa sampai ke Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Satgas: Berkat Tes dan Tracing Masif
Karena itu, ketika masyarakat telah mengadu, petugas tidak langsung melakukan penjemputan karena adanya sistem antrean.
"Jadi tidak langsung dikontak dan bisa langsung kita jemput," kata dia.
Untuk itu, Jossep berharap masyarakat bisa mematuhi protokol kesehatan agar kondisi puskesmas dan ambulans tidak semakin keteteran.
"Kita butuh sekali bantuan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan, karena kalau kita terus seperti ini, semua sistem yang ada di kita akan ambruk," kata Jossep.
Presiden Jokowi disarankan pimpin langsung
Melihat situasi perkembangan Covid-19 di Indonesia, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, Presiden Joko Widodo bisa saja mengambil alih dan memimpin langsung penanganan pandemi virus corona atau Covid-19.
Baca juga: Istana: Presiden Jokowi Panglima Tertinggi Penanganan Covid-19
Sebab, menurut dia, kehadiran Kepala Negara sangat diperlukan di tengah gejala lemahnya kinerja dan sinergi antarkementerian dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Jika diperlukan, (presiden) dapat mengambil alih dan memimpin langsung (penanganan pandemi Covid-19) agar lebih efektif, terarah dan maksimal," kata Mu'ti dalam konferensi persnya, Senin (21/9/2020).