Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penambahan Kasus Covid-19 Tinggi, Pemerintah Dinilai Tak Tegas Bikin Kebijakan

Kompas.com - 20/09/2020, 09:02 WIB
Irfan Kamil,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai, tingginya peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia akibat ketidaktegasan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan.

Sejak awal, menurut Agus, kebijakan dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dinilai belum dilakukan secara maksimal.

“Contohnya PSBB di Jakarta, tanpa bukti scientific kesehatan diubah transisi dan semua dibebaskan, kalau sudah begitu namanya herd immunity, sekarang karena (kasus) naik terus terapkan lagi PSBB. Kita sudah rugi waktu, rugi tenaga dan rugi anggaran,” kata Agus saat dihubungi Kompas.com, Minggu (20/9/2020).

“Terus sekarang mau dibalikin, rem diinjek ya melintir semua, sekarang kan juga masih 25 persen, diketatkan tapi enggak ketat,” lanjut dia.

Baca juga: Luhut: Tidak Usah Komentar kalau Belum Paham Penanganan Covid-19

Ketidaktegasan pemerintah, kata Agus, bahkan terlihat sejak awal munculnya pandemi Covid-19.

Ia mencontohkan diberlakukannya izin tranportasi saat mudik lebaran yang dinilai berpotensi menjadi klaster penyebaran.

“Itu kan awalnya ketika Menteri Perhubungan mengatakan transportasi lebaran dikendorkan, itu kan sudah keputusan kurang tepat menurut saya. Dari situlah berawal terus tidak ada ketegasan di pemerintah,” ujar Agus.

Agus menyarankan pemerintah mengambil kebijakan lockdown total untuk dapat memetakan persebaran Covid-19. 

Lockdown tidak hanya di Jakarta tetapi juga di Pulau Jawa. Sebab, 60 persen populasi berada di Pulau Jawa.

“Jadi susah kalau enggak di-lockdown total, enggak bisa, di-lockdown sambil di-review, bagaimana detik by detik, turun enggak di daerah sana, turun enggak di daerah sini,” kata Agus.

“Kalau di Jawa kita bisa rem artinya tidak ada orang terbang ke mana-mana, tetapi juga PCR test-nya harus mengikuti standart WHO yang per satu juta penduduk itu,” ujar dia.

Indonesia kembali mencetak angka penambahan tertinggi kasus harian pasien positif virus corona atau Covid-19.

Baca juga: Epidemiolog: Kembalikan Penanganan Covid-19 kepada Kemenkes

Berdasarkan data pemerintah Sabtu kemarin, ada penambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 4.168 orang dalam 24 jam terakhir.

Angka penambahan kasus harian tersebut merupakan yang tertinggi sejak kasus perdana Covid-19 diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu.

Dengan demikian, jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia kini mencapai 240.687 orang.

Informasi tersebut disampaikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melalui data yang dibagikan Satgas Penanganan Covid-19 pada Sabtu sore.

Berdasarkan catatan Kompas.com, angka penambahan pasien harian tertinggi sebelumnya terjadi pada 16 Septemebr, sebanyak 3.963 orang.

Data yang dibagikan pada Sabtu sore juga menunjukkan penambahan pasien sembuh sebanyak 3.576 orang. Dengan demikian, pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 sudah sebanyak 174.350 orang.

Kendati demikian, pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 juga bertambah sebanyak 112 orang, sehingga jumlah pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 menjadi 9.448 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies dan Muhaimin Berencana Hadiri Putusan Sengketa Pilpres di MK

Anies dan Muhaimin Berencana Hadiri Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Anies Minta Massa yang Unjuk Rasa di MK Tertib dan Damai

Anies Minta Massa yang Unjuk Rasa di MK Tertib dan Damai

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang Meluas, Kini 10 Desa Terdampak

Dampak Erupsi Gunung Ruang Meluas, Kini 10 Desa Terdampak

Nasional
Siap Terima Putusan MK, Anies: Seperti Sepak Bola, Kemungkinan Menang atau Tidak

Siap Terima Putusan MK, Anies: Seperti Sepak Bola, Kemungkinan Menang atau Tidak

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Bela Gibran, Yusril Incar Jabatan?

GASPOL! Hari Ini: Bela Gibran, Yusril Incar Jabatan?

Nasional
Jokowi dan Ma'ruf Amin jadi Saksi Nikah Putri Bamsoet

Jokowi dan Ma'ruf Amin jadi Saksi Nikah Putri Bamsoet

Nasional
Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Nasional
Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Nasional
PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

Nasional
Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Nasional
Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Nasional
Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Nasional
PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

Nasional
Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com