Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Satgas: Covid-19 ibarat Pencabut Nyawa bagi Kelompok Rentan

Kompas.com - 16/09/2020, 16:46 WIB
Irfan Kamil,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, virus corona adalah virus yang sangat mematikan bagi orang yang memiliki komorbid.

Adapun komorbid merupakan penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes mellitus, jantung, paru-paru, gangguan napas, ginjal, asma, dan kanker.

“Saya mengibaratkan Covid-19 ini seperti layaknya malaikat pencabut nyawa bagi kelompok rentan yaitu kelompok lansia dan pemilik komorbid, mereka yang punya penyakit bawaan tertentu,” ujar Doni dalam diskusi virtual bertajuk Arah Kebijakan Penanganan Pandemi Covid-19, Rabu (16/9/2020).

Baca juga: Anies: Selama 6 Bulan Sekda Bekerja Siang dan Malam Memerangi Wabah Covid-19

Doni mengatakan, Satgas memiliki data terkait tingginya penderita komorbid di beberapa wilayah di Indonesia. Penyakit bawaan yang paling banyak diidap yakni diabetes.

“Kita sudah punya data yang cukup banyak, selama 6 bulan terakhir ini, ada beberapa daerah yang kita amati komorbidnya itu mencapai 92 persen, dan peringkat pertama adalah diabetes yaitu di Jawa Timur,” ujar Doni.

“Beberapa daerah lain, komorbid yang tertinggi korbannya yakni hipertensi,” kata dia.

Namun, Doni mengatakan, banyak juga yang terpapar Covid-19 tetapi mereka bisa pulih.

Rata-rata mereka yang pulih yakni kelompok usia di bawah 40 tahun yang secara fisik sehat dan tidak punya komorbid.

“Nah jadi kalau kita lihat bahwa Covid-19 ini sangat mengancam bagi mereka yang punya risiko tinggi (pemilik komorbid), dan bagi masyarakat yang tidak punya resiko tinggi aman-aman saja, dan kita sudah buktikan ada ratusan ribu orang yang sekarang sudah pulih,” ucap Doni.

“Angka kesembuhan kita termasuk cukup bagus. Presentase 71, pernah di angka 72, sekarang menurun sedikit, dan kita sedang upayakan bertahan dan diatas rata-rata global,” kata dia.

Baca juga: Kondisi Jakarta Mengkhawatirkan, Anies: Covid-19 Nyata dan Risikonya Besar

Maknanya, kata Doni, ada kelompok yang bisa selamat dan ada kelompok yang punya risiko  tinggi.

“Nah sekarang bagaimana kita harus melakukan berbagai langkah untuk menyelamatkan masyarakat yang punya risiko tinggi, oleh karenanya strategi kami pertama adalah melindungi kelompok rentan,” ujar Doni. 

Kemudian, yang kedua yakni menekan kasus positif, meningkatkan kesembuhan, dan menurunkan angka kematian.

Baca juga: Kasus Harian Tambah 3.963 Orang Positif Covid-19, Terbanyak di DKI Jakarta

Kemudian yang ketiga, peningkatan testing dan treatment.

“Pertama testing kita sudah melampaui diatas 30.000 spesimen per hari, namun untuk standar WHO kita masih sedikit di bawah, dan diharapkan kita berada pada 38.000 pemeriksaan orang per hari berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh bahan kesehatan dunia,” ujar Doni.

Kemudian, untuk treatment, menurut Doni, beberapa hari terakhir sejumlah rumah sakit sudah terisi penuh tetapi masih bisa dikontrol pemerintah.

"Kita sedang berusaha bekerjasama dengan pemerintah DKI agar beban tersebut bisa dialihkan ke Rumah Sakit Wisma Atlet," ujar Doni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Nasional
Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Nasional
Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Nasional
Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Nasional
Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Nasional
Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

Nasional
Dampingi Jokowi Temui Tony Blair, Menpan-RB: Transformasi Digital RI Diapresiasi Global

Dampingi Jokowi Temui Tony Blair, Menpan-RB: Transformasi Digital RI Diapresiasi Global

Nasional
Sekjen Gerindra Ungkap Syarat Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Sekjen Gerindra Ungkap Syarat Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Pelaku Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh Sudah Beraksi Lebih dari Satu Kali

Pelaku Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh Sudah Beraksi Lebih dari Satu Kali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com