JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan menegaskan, saat ini tidak ada hal lain yang bisa dilakukan untuk membantu rumah sakit dan tenaga kesehatan selain menurunkan jumlah kasus Covid-19.
Ia mengatakan, saat ini, tenaga kesehatan terus disibukkan dengan kasus yang semakin hari semakin meningkat tetapi fasilitas kesehatan tak berubah.
"Sekarang tenaga kesehatan semakin disibukkan karena kasus (Covid-19) yang makin banyak dan kematian meningkat sementara fasilitas kesehatan tetap begitu," kata Erlina dalam talkshow di BNPB, Rabu (16/9/2020).
"Jadi tidak ada hal lain yang harus dilakukan selain protokol kesehatan. Agar jangan rumah sakit, tenaga kesehatan jadi kolaps adalah dengan menurunkan jumlah kasus," lanjut dia.
Baca juga: Tenaga Kesehatan di Nigeria Mogok Kerja, Tuntut APD dan Tunjangan Tangani Covid-19
Ia mengatakan, cara menekan agar kasus Covid-19 tak bertambah terus menerus adalah dengan menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Termasuk juga meningkatkan imunitas dengan mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, tidak merokok, serta multivitamin.
"Tingkatkan imunitas dan (terapkan) protokol kesehatan," kata dia.
Selain itu, apabila bergejala Covid-19, kata dia, maka harus dikenali tanda-tanda hypoxia atau kurangnya oksigen dalam darah.
Baca juga: Perekrutan Tenaga Kesehatan di Jakarta: Terima Gaji hingga Pendampingan Psikologis
Sebab, kata dia, apabila gejala Covid-19 yang terlanjut berat dengan mengalami happy hypoxia akan sulit sehingga menimbulkan banyak komplikasi.
"Kalau bergejala Covid-19 kenali tanda-tanda hypoxia. Kalau terlanjur berat (gejala Covid-19) akan susah banyak komplikasi," ucap Erlina.
Sebelumnya diberitakan bahwa rumah sakit rujukan Covid-19, khususnya di Jakarta diproyeksikan penuh pada pertengahan September atau awal Oktober jika kasus Covid-19 terus bertambah.
Hal itu pula yang membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali mengetatkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Baca juga: Masyarakat Diminta Tak Ramai-ramai Beli Pulse Oximeter akibat Heboh Happy Hypoxia
Tak hanya Jakarta, Kota Depok yang memiliki kasus Covid-19 tertinggi di Jawa Barat pun mengalami hal serupa.
Wali Kota Depok Mohammad Idris mengumumkan bahwa kapasitas rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di wilayahnya sudah hampir penuh.
Bahkan, ia menggarisbawahi bahwa ketersediaan ICU dan HCU sebagai ruang perawatan pasien Covid-19 bergejala berat yang sudah habis di Depok.
"Kami hitung seluruh rumah sakit. Ada 9 rumah sakit rujukan di Depok, itu kapasitasnya kalau yang (untuk pasien Covid-19 bergejala) ringan terisi 63 persen, yang (bergejala) sedang terisi 81 persen," ujar Idris kepada wartawan pada Senin (14/9/2020).
"Yang (untuk pasien Covid-19 bergejala) berat memang sudah 100 persen. Itu yang ICU dan perlu oksigen segala macam," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.