JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan United Nation Childrens Fund (Unicef) terkait kerja sama penyediaan layanan pengadaan vaksin virus corona (Covid-19).
MoU itu ditandatangani oleh Kementerian Kesehatan melalui Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan perwakilan Unicef Indonesia, Rabu (16/9/2020).
"MoU antara Kementerian Kesehatan dengan Unicef yang merupakan pembaruan MoU yang telah ditanda tangani oleh kedua belah pihak sejak tahun 2004," kataTerawan.
Baca juga: Menlu: Vaksin Covid-19 dari Luar Negeri Diperkirakan Tersedia 2021
Menurut Terawan, Unicef memiliki peran yang sangat penting untuk membantu akses vaksin Covid-19 yang merata pada setiap negara yang tergabung dalam fasilitas Covax.
Covax adalah skema pembiayaan untuk menjamin ketersediaan akses vaksin Covid-19 yang cepat, adil, dan setimpal di dunia.
"Peran Unicef dalam rencana Covax Facility adalah sangat penting, yang mana upaya tersebut akan memastikan setiap negara termasuk Indonesia memiliki akses yang aman, cepat dan merata terhadap vaksin Covid-19," ujar Terawan.
Ia mengatakan, Unicef bersama mitranya sudah berkomitmen untuk memberikan vaksin yang aman dan efektif bagi negara yang tergabung dalam Covax Facility.
Baca juga: Menlu: Indonesia Konsisten Mendorong Akses Vaksin Covid-19 yang Setara
Oleh karena itu, ia menilai peran Unicef dalam rencana Covax Facility sangat penting terutama bagi Indonesia.
"Unicef dan mitranya berkomitmen terhadap negara-negara yang telah bergabung dalam Covax," ujarnya.
"Termasuk Indonesia untuk mengadakan dan memberikan vaksin Covid-19 yang aman dan efektif secara cepat dan dalam skala besar," kata Terawan.
Di kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, berharap dengan adanya MoU ini membuat infrastruktur yang diperlukan untuk distribusi vaksin Covid-19 melalui skema multilateral sudah siap.
Baca juga: Bio Farma Ungkap 2 Pendekatan Vaksin Covid-19 di Indonesia
Sehingga, vaksin Covid-19 bisa didistribusikan dengan tepat waktu.
"MoU ini merupakan infrastruktur yang kita bangun untuk persiapan pengadaan dan mekanisme delivery dari vaksin yang kita lakukan menggunakan mekanisme multirateral," ujar Retno Marsudi.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) masih terus mengupayakan agar Indonesia mendapatkan akses vaksin Covid-19 secara tepat waktu, yang tengah diteliti oleh dunia.
Upaya tersebut dilakukan Indonesia melalui cara bilateral maupun multilateral.
"Para diplomat kita terus bekerja keras untuk membantu pemerintah mendapatkan akses vaksin ini melalui kerja sama bilateral maupun multilateral," kata Retno Marsudi, melalui telekonferensi, Jumat (4/9/2020).
Baca juga: Erick Thohir: Tenaga Medis Jadi Prioritas Vaksin Covid-19
Menurut Retno, pihaknya terus bekerja sama dengan kementerian dan lembaga lainnya di negara lain terkait produksi vaksin.
Salah satunya dengan menjalin komunikasi dengan World Health Organization (WHO) yang berbasis di Jenewa, Swiss terkait urusan dengan GAVI-Covax Facility dan WHO serta dengan Oslo terkait dengan Coalition for Epidemic Preparedness (CEPI).
"Dapat saya jelaskan bahwa CEPI, GAVI dan WHO adalah tiga institusi utama pelopor Covax Facility yang dibentuk untuk memastikan akses adil dan merata atas vaksin Covid-19," ujarnya.
"Rencananya Covax akan mendistribusikan vaksin sebesar dua miliar dosis hingga akhir 2021 ke seluruh negara dunia," kata Retno Marsudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.