Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Klaim Kasus Aktif Covid-19 di Sejumlah Daerah Turun

Kompas.com - 15/09/2020, 11:03 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengklaim bahwa kasus aktif Covid-19 di sejumlah daerah mengalami penurunan.

Menurut Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro, kasus Covid-19 yang masih aktif hingga 14 September mencapai 54.277 kasus.

Jumlah itu menurun dibandingkan sehari sebelumnya yang mencapai 54.649 kasus.

"Jika melihat kasus aktifnya, terjadi penurunan di beberapa tempat," ungkap Reisa seperti dilansir dari laman Setkab.go.id, Selasa (15/9/2020).

Baca juga: Orang Muda dengan Kondisi Ini Rentan Terinfeksi Covid-19

Sebagai contoh, terdapat 11.436 kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta. Jumlah tersebut turun dibandingkan sehari sebelumnya yang mencapai 11.436 kasus.

Penurunan juga terjadi di Jawa Tengah yaitu dari 5.518 kasus menjadi 5.439 kasus.

"Memang jumlah kasus aktif fluktuatif, tetapi dari data hari ini dapat dikatakan rata-rata jumlah kasus aktif di Indonesia banyak mengalami penurunan," ucapnya.

Kemarin, Satgas mencatat jumlah pasien Covid-19 yang kembali dinyatakan sembuh mencapai 3.395 orang, sehingga membuat akumulasi pasien sembuh mencapai 158.405 orang.

Itu berarti tingkat kesembuhan atau recovery rate mencapai 71 persen.

"Angka ini cukup tinggi ya. Artinya tujuh di antara 10 orang yang terkena Covid-19 sudah sembuh," kata dia.

Baca juga: Kasus Aktif dan Angka Kematian akibat Covid-19 di Indonesia Masih Lebih Tinggi dari Rata-rata Dunia

Sementara itu, kasus positif Covid-19 kembali mengalami penambahan 3.141 orang, yang membuat akumulasi kasus mencapai 221.523 orang.

Reisa memastikan, bed occupancy ratio (BOR) atau ketersediaan tempat tidur dalam kondisi aman.

Kondisi tersebut, kata dia, dapat mengantisipasi bila terjadi lonjakan hingga 20 persen sesuai ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Tetapi tentu kita tidak harapkan itu akan terisi ya," imbuh dia.

Ia pun mengimbau agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan. Hal itu penting untuk memutus mata rantai penularan virus corona di tengah masyarakat.

Pemerintah, kata dia, beberapa waktu lalu juga telah merilis sejumlah kebijakan untuk menekan laju penularan Covid-19. Misalnya dengan mengatur jam kerja dan jumlah karyawan yang diperkenankan bekerja di kantor.

Baca juga: WHO: Angka Kematian Covid di Eropa Akan Naik pada Oktober dan November

Selain itu, upaya pengecekan, pelacakan dan perawatan juga terus dilakukan dalam menangani pandemi.

Ia berharap agar masyarakat tidak meremehkan atau tidak percaya atas keberadaan virus corona. Sebab, untuk mengatasi pandemi ini dibutuhkan kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah.

"Warna zona bukan dibuat tanpa data, semakin kita disiplin, pandemi ini pasti akan mereda. Jadi kompak dan disiplin yuk. Dan orang Indonesia selalu bisa. Pemerintah melakukan 3T, kita semua masyarakat melakukan 3M, Indonesia pasti bisa," ajak Reisa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com