Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abainya Masyarakat dan Pertumbuhan Covid-19 yang Kian Tak Terkendali

Kompas.com - 11/09/2020, 09:54 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Laju pertumbuhan kasus Covid-19 di Indonesia kian tak terkendali. Dalam beberapa waktu terakhir bahkan penambahan kasus positif harian bahkan selalu di atas angka 3.000-an.

Diperlukan penegakkan aturan protokol kesehatan yang lebih ketat, agar pertumbuhan kasus harian dapat ditekan. Jika tidak, dikhawatirkan masyarakat akan kian mengabaikan protokol kesehatan yang membuat laju penyebaran kian tinggi.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang dilansir melalui laman Covid19.go.id, terdapat penambahan 3.861 kasus positif yang dicatat pada Kamis (10/9/2020).

Penambahan kasus harian ini merupakan yang tertinggi sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu. Adapun, akumulasi kasus positif hingga kemarin tercatat 207.203 kasus.

Baca juga: UPDATE: Rekor Kasus Covid-19, Pusat dan Daerah Harus Koordinasi Tangani Pandemi

Rinciannya, 147.510 orang telah dinyatakan sembuh atau sudah tidak terpapar virus corona. Sementara itu, 51.237 orang masih menjalani perawatan, baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri di rumah dengan berbagai kondisi.

Serta, 8.456 orang pasien yang sebelumnya positif Covid-19, dinyatakan meninggal dunia.

Angka kesembuhan turun, kematian tinggi

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, persentase tingkat kesembuhan kasus Covid-19 di Indonesia turun.

Berdasarkan data terbaru, tingkat kesembuhan hanya mencapai 71,2 persen dari total kasus yang terkonfirmasi positif. Persentase ini turun bila dibandingkan sebelumnya yang mencapai 72 persen.

Selain itu, persentase kesembuhan di Indonesia juga masih di bawah persentase kesembuhan di dunia.

Baca juga: Studi: Kerusakan Paru-paru dan Jantung dari Pasien Covid-19 Bisa Pulih

"Kasus sembuh di Indonesia 71,2 (persen) dan dunia 71,7 persen," ungkap Wiku.

Tak hanya persentase kesembuhan yang masih menjadi pekerjaan rumah, tingkat kematian akibat Covid-19 juga tinggi. Bahkan, fatality rate Indonesia yang kini tercatat lebih tinggi dibandingkan rata-rata dunia.

"Kasus meninggal kita 4,1 persen sementara dunia 3,24 persen," kata Wiku.

Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menuturkan, tingginya penambahan kasus harian Covid-19 yang kembali dicatat Satgas Penanganan Covid-19 lantaran masyarakat sudah mengabaikan protokol kesehatan.

Ia meminta agar pemerintah dapat kembali mengingatkan masyarakat tentang bahaya Covid-19. Selain itu, daerah yang masuk ke dalam zona merah penyebaran virus corona harus menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang lebih ketat.

Koordinasi

Senada, Wiku mengatakan, penularan Covid-19 yang tinggi di tengah masyarakat tidak terlepas dari langkah pemerintah merelaksasi kebijakan PSBB untuk menggenjot aktivitas ekonomi.

Persoalannya, relaksasi itu tidak diikuti dengan kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan yang telah ditentukan pemerintah.

Baca juga: Daftar Zona Merah Covid-19 di Indonesia, Bali Terbanyak dengan 8 Kabupaten/Kota

Sebagai contoh, ketika PSBB diterapkan di DKI Jakarta pada 10 April hingga 4 Juni 2020, kasus Covid-19 relatif stabil dan terkendali.

Namun, ketika PSBB transisi diterapkan dari 5 Juni hingga 10 September, kasus Covid-19 cenderung meningkat sampai menembus angka lebih dari 1.000 kasus per hari.

Oleh karena itu, ia meminta, agar pemerintah daerah terus meningkatkan pengetesan, pelacakan dan pengobatan terhadap warga yang terpapar Covid-19.

Di samping itu, masyarakat, terutama yang tinggal di zona merah dan oranye, diminta dapat lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Kami minta seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah pusat dan daerah, untuk menyamakan persepsi agar penularan Covid-19 itu kita cegah bersama," kata Wiku.

Baca juga: Satgas Sarankan Pemprov DKI Redistribusi Pasien Covid-19 ke Wisma Atlet

Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah juga diperlukan untuk menentukan sektor apa saja yang harus dibuka dan sektor mana saja yang perlu dibatasi.

Dengan demikian, tidak terjadi langakh buka tutup aktivitas ekonomi yang justru dapat menimbulkan ketidakpastian.

"Kita harus hindari siklus buka-tutup yang memberikan dampak buruk bagi kita semua," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ceritakan Pengalaman Kunjungi Berbagai RSUD, Jokowi: Alatnya Puluhan Miliar, Tapi Ruangannya Payah ...

Ceritakan Pengalaman Kunjungi Berbagai RSUD, Jokowi: Alatnya Puluhan Miliar, Tapi Ruangannya Payah ...

Nasional
DPP PKB Gelar Karpet Merah Menyusul Kabar Rencana Kedatangan Prabowo

DPP PKB Gelar Karpet Merah Menyusul Kabar Rencana Kedatangan Prabowo

Nasional
Momen Prabowo Guncangkan Badan Anies Sambil Tertawa Usai Jadi Presiden Terpilih

Momen Prabowo Guncangkan Badan Anies Sambil Tertawa Usai Jadi Presiden Terpilih

Nasional
Prabowo: Saya Akan Berjuang untuk Seluruh Rakyat, Termasuk yang Tidak Memilih Saya

Prabowo: Saya Akan Berjuang untuk Seluruh Rakyat, Termasuk yang Tidak Memilih Saya

Nasional
PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Singgung Debat Capres yang Panas, Prabowo: Kita Tetap Satu Keluarga Besar

Singgung Debat Capres yang Panas, Prabowo: Kita Tetap Satu Keluarga Besar

Nasional
Sapa Anies-Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda, Senyuman Anda Berat Sekali

Sapa Anies-Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda, Senyuman Anda Berat Sekali

Nasional
KPK Sebut Hakim Itong Mulai Cicil Bayar Uang Denda dan Pengganti

KPK Sebut Hakim Itong Mulai Cicil Bayar Uang Denda dan Pengganti

Nasional
Tak Seperti PKB-PKS, Nasdem Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Tak Seperti PKB-PKS, Nasdem Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Resmi Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Sapa Anies-Cak Imin: Yang Saya Cintai...

Resmi Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Sapa Anies-Cak Imin: Yang Saya Cintai...

Nasional
Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

Nasional
Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

Nasional
KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

Nasional
PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com