JAKARTA, KOMPAS.com - Laju pertumbuhan kasus Covid-19 di Indonesia kian tak terkendali. Dalam beberapa waktu terakhir bahkan penambahan kasus positif harian bahkan selalu di atas angka 3.000-an.
Diperlukan penegakkan aturan protokol kesehatan yang lebih ketat, agar pertumbuhan kasus harian dapat ditekan. Jika tidak, dikhawatirkan masyarakat akan kian mengabaikan protokol kesehatan yang membuat laju penyebaran kian tinggi.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang dilansir melalui laman Covid19.go.id, terdapat penambahan 3.861 kasus positif yang dicatat pada Kamis (10/9/2020).
Penambahan kasus harian ini merupakan yang tertinggi sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu. Adapun, akumulasi kasus positif hingga kemarin tercatat 207.203 kasus.
Baca juga: UPDATE: Rekor Kasus Covid-19, Pusat dan Daerah Harus Koordinasi Tangani Pandemi
Rinciannya, 147.510 orang telah dinyatakan sembuh atau sudah tidak terpapar virus corona. Sementara itu, 51.237 orang masih menjalani perawatan, baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri di rumah dengan berbagai kondisi.
Serta, 8.456 orang pasien yang sebelumnya positif Covid-19, dinyatakan meninggal dunia.
Angka kesembuhan turun, kematian tinggi
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, persentase tingkat kesembuhan kasus Covid-19 di Indonesia turun.
Berdasarkan data terbaru, tingkat kesembuhan hanya mencapai 71,2 persen dari total kasus yang terkonfirmasi positif. Persentase ini turun bila dibandingkan sebelumnya yang mencapai 72 persen.
Selain itu, persentase kesembuhan di Indonesia juga masih di bawah persentase kesembuhan di dunia.
Baca juga: Studi: Kerusakan Paru-paru dan Jantung dari Pasien Covid-19 Bisa Pulih
"Kasus sembuh di Indonesia 71,2 (persen) dan dunia 71,7 persen," ungkap Wiku.
Tak hanya persentase kesembuhan yang masih menjadi pekerjaan rumah, tingkat kematian akibat Covid-19 juga tinggi. Bahkan, fatality rate Indonesia yang kini tercatat lebih tinggi dibandingkan rata-rata dunia.
"Kasus meninggal kita 4,1 persen sementara dunia 3,24 persen," kata Wiku.
Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menuturkan, tingginya penambahan kasus harian Covid-19 yang kembali dicatat Satgas Penanganan Covid-19 lantaran masyarakat sudah mengabaikan protokol kesehatan.
Ia meminta agar pemerintah dapat kembali mengingatkan masyarakat tentang bahaya Covid-19. Selain itu, daerah yang masuk ke dalam zona merah penyebaran virus corona harus menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang lebih ketat.