JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai, peran perempuan dalam perdamaian perlu ditingkatkan.
Menurutnya, tahun 2020 menjadi momen yang baik untuk mendorong peran perempuan, karena bertepatan dengan 20 tahun pengesahan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1325 mengenai Women, Peace, and Security.
Resolusi tersebut merupakan resolusi pertama yang membahas peran perempuan dalam perdamaian secara khusus.
“Dua puluh tahun setelah resolusi ini, peran perempuan dalam perdamaian ternyata masih perlu ditingkatkan atau under represented,” ujar Retno melalui video telekonferensi, Kamis (10/9/2020).
Baca juga: Dewan Keamanan PBB di Bawah Kepemimpinan Indonesia Sahkan 4 Resolusi
Hal itu akan dibicarakan Retno dalam pertemuan ASEAN Ministerial Dialogue on Strengthening Women’s Role for Sustainable Peace and Security, pada Kamis malam ini.
Ia menuturkan, selama 1992-2018, jumlah perempuan yang menjadi negosiator hanya 13 persen. Kemudian, hanya 3 persen mediator dan 4 persen penandatangan perdamaian.
Selain itu, hanya 4,7 persen perempuan di unit militer dan 10,8 persen di unit kepolisian dalam misi perdamaian PBB.
Retno menuturkan, isu perempuan telah menjadi salah satu isu dalam politik luar negeri Indonesia selama lima tahun terakhir.
Maka dari itu, dalam pertemuan tersebut, ia akan mengusulkan adanya gerakan global untuk meningkatkan peran perempuan dalam perdamaian.
Baca juga: Menlu Retno Tekankan Pentingnya Kerja Sama ASEAN Melawan Perdagangan Orang
Ia pun mengungkapkan tiga hal penting demi meningkatkan partisipasi perempuan dalam perdamaian.
“Pertama yaitu pentingnya mendobrak rintangan struktural maupun kultural terhadap peran perempuan dalam perdamaian dan keamanan,” tuturnya.
Kemudian, memastikan adanya perangkat dan situasi yang mendukung bagi pemberdayaan perempuan dalam perdamaian dan keamanan.
Terakhir, memperkuat jejaring global demi meningkatkan kepedulian global dan memperluas kesempatan bagi perempuan untuk berperan dalam perdamaian dan keamanan
“Dalam kaitan inilah, Indonesia sekarang sedang dalam proses membentuk Southeast Asia Network of Women Peace Negotiators and Mediators,” ucap dia.
“Dan kita akan melakukannya insya Allah tahun ini, sehingga bisa menjadi bagian dari network global untuk meningkatkan partisipasi peran perempuan ASEAN dalam perdamaian dan keamanan,” kata Retno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.