BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sampoerna Untuk Indonesia

Pentingnya Kolaborasi dan Kesadaran Masyarakat Atasi Masalah Sampah Puntung Rokok

Kompas.com - 10/09/2020, 19:07 WIB
Anissa DW,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sampah plastik di Indonesia masih menjadi masalah yang belum bisa terselesaikan. Jumlah sampah yang dihasilkan pun terus bertambah seiring waktu dan pertumbuhan penduduk.

Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 menunjukkan, sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.

Sementara itu, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan, komposisi sampah plastik di Indonesia terus meningkat sekitar 5-6 persen per tahun sejak 2000.

Bahkan, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebut, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia.

“Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia, sampah plastik sangat berbahaya," ujar Susi seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (19/8/2018).

Sampah puntung rokok

Di antara sekian banyak sampah plastik itu, menurut kelompok konservasi kelautan, Ocean Conservancy yang berbasis di Washington DC, sampah puntung rokok menjadi limbah yang paling banyak ditemukan di laut.

Melansir Kompas.com, Kamis (21/2/2019), sekitar 6 triliun rokok diproduksi setiap tahun dan lebih dari 90 persen filternya mengandung plastik. Artinya, terdapat lebih dari 1 juta ton sampah plastik setiap tahun yang berasal dari rokok.

Puntung rokok termasuk sampah plastik karena umumnya menggunakan filter pada ujungnya yang terbuat dari serat selulosa asetat. Serat tersebut termasuk kategori mikroplastik.

“Banyak perokok berasumsi penyaring rokok terbuat dari bahan yang bisa terbiodegradasi atau bisa diolah. Padahal, filter rokok terbuat dari selulosa asetat (jenis plastik yang butuh sekitar satu dekade untuk bisa terurai),” jelas Elizabeth Smith yang bekerja di kebijakan pengendalian tembakau di Universitas California San Francisco.

Tak hanya membutuhkan waktu lama untuk bisa terurai secara alami, hingga saat ini teknologi untuk mendaur ulang sampah atau memanfaatkan kembali puntung rokok masih sangat terbatas.

Koordinator Collect Commercial Waste4Change, perusahaan layanan pengelola sampah, Rahmat Novianto mengungkapkan, hingga saat ini, upaya yang bisa dilakukan untuk mendaur ulang sampah puntung rokok adalah menjadikannya bahan bakar untuk mesin produksi pabrik semen.

“Di pabrik semen itu, ada teknologi yang bisa mengonversi sampah menjadi bahan bakar produksi. Namun, kembali lagi, tidak semua tempat memiliki teknologi tersebut. Sejauh ini, baru beberapa pabrik semen yang punya,” papar Rahmat lewat sambungan telepon, Rabu (26/8/2020).

Belum adanya kesadaran

Selain itu, masyarakat masih meremehkan sampah puntung rokok. Lantaran ukurannya kecil dan ringan, puntung rokok dianggap bukan sampah yang mencemari lingkungan.

“Puntung rokok sering dibuang sembarangan. Masyarakat masih belum sadar kalau puntung rokok itu sampah dan seharusnya ditangani dengan tepat,” ucap Corporate Relation Officer Waste4Change Retty Anggun Sari pada kesempatan yang sama.

Ilustrasi sampah plastik dan puntung rokok yang dikumpulkan di pantai Dok. Shutterstock/Will Day Ilustrasi sampah plastik dan puntung rokok yang dikumpulkan di pantai

Sampah puntung rokok yang dibuang sembarangan itu dapat mengendap di tanah atau terbawa aliran air hujan dan selokan yang akhirnya berujung di lautan.

Berangkat dari permasalahan itu, Sampoerna dan Waste4Change berkomitmen untuk mengurangi jejak lingkungan akibat sampah puntung rokok dengan pendekatan keberlanjutan.

Keduanya berinisiatif untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat soal sampah puntung rokok lewat program kolaborasi.

Sebagai langkah awal, Sampoerna dan Waste4Change mengedukasi masyarakat tentang sampah puntung rokok lewat acara Waste Management yang telah dilakukan sepanjang November-Desember 2019 lalu.

Melalui kolaborasi tersebut, Sampoerna mengajak seluruh mitra Sampoerna Retail Community (SRC) untuk bertanggung jawab mengelola sampah yang dihasilkan selama acara berlangsung. Tujuannya, meminimalisasi timbunan sampah.

Kegiatan itu juga merupakan langkah awal bagi Sampoerna dan Waste4Change dalam melakukan pengumpulan sampah puntung rokok yang kemudian akan dikembangkan dalam program selanjutnya pada akhir 2020 mendatang.

Dalam praktiknya, Waste4Change mengajak para peserta acara untuk membuang sampah secara terpilah dengan menyediakan 3 kategori pemilahan sampah, yaitu sampah organik, anorganik, dan residu.

Sebagai informasi, sampah puntung rokok termasuk ke dalam kategori sampah residu atau sampah yang masih sulit didaur ulang karena keterbatasan teknologi.

Berdasarkan laporan Waste4Change pada Januari 2020, acara tersebut mampu mengelola 1.563 kilogram sampah serta memastikan tidak ada sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Waste4Change menyediakan 3 kategori pemilahan sampah di lokasi acara Sampoerna Retail Community (SRC) yang telah dilakukan sepanjang November-Desember 2019 laluDok. Waste4Change Waste4Change menyediakan 3 kategori pemilahan sampah di lokasi acara Sampoerna Retail Community (SRC) yang telah dilakukan sepanjang November-Desember 2019 lalu

Terbaru, Sampoerna kembali menggandeng Waste4Change untuk kembali mengedukasi masyarakat tentang kesadaran akan sampah puntung rokok.

Melalui inisiatif terbaru itu, Sampoerna dan Waste4Change ingin menjangkau lebih banyak masyarakat dari berbagai lapisan agar sampah puntung rokok tidak lagi dibuang di sembarang tempat.

“Agar sampahnya tidak berakhir mencemari lingkungan dan makhluk hidup lain. Meskipun nanti sampah tersebut berakhir ke TPA, minimal sampah puntung rokok tidak merusak lingkungan,” imbuh Retty.

Sementara itu, Kepala Urusan Eksternal Sampoerna Ishak Danuningrat mengatakan, kesadaran masyarakat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Di sini, peran aktif industri dalam mengedukasi masyarakat memiliki andil besar dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat.

“Sampoerna berharap bahwa gerakan sosial ini dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi seluruh pihak, khususnya masyarakat luas untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan mengurangi kebiasaan membuang puntung rokok sembarangan. Pada akhirnya, dapat memberikan manfaat baik terhadap mutu kehidupan,” ujar Ishak

Lebih jauh, rencananya program ini juga ingin memberikan fasilitas pengelolaan sampah puntung rokok yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk kemudian dikelola secara bertanggung jawab oleh Waste4Change.

Dari program tersebut, Retty pun ingin menyadarkan masyarakat bahwa semua jenis sampah harus dikelola dengan baik.

“Bukan hanya sampah yang ukurannya besar, melainkan sekecil puntung rokok pun juga harus bisa dikelola. Jadi, mulai sekarang lebih bijak mengelola sampah. Sebab, kalau sampah terkelola dengan baik, sampah bisa memiliki nilai tambah,” paparnya.

Retty kemudian mencontohkan salah satu cara sederhana untuk mengelola sampah puntung rokok di rumah. Ia menjelaskan, dibanding membuang puntung rokok di sembarang tempat, lebih baik sampah-sampah itu dikumpulkan terlebih dahulu dalam satu wadah.

Selain kesadaran masyarakat, Retty berharap, program kerja sama tersebut nantinya juga bisa menemukan cara pengelolaan sampah puntung rokok yang tepat.

Untuk diketahui, saat ini Sampoerna dan Waste4 Change juga masih dalam tahap meneliti lebih lanjut terkait kebutuhan masyarakat akan fasilitas daur ulang sampah puntung rokok. Waste4Change berharap, pihaknya bisa segera memberikan kabar baik terkait program tersebut.

Dengan demikian, puntung rokok tidak menjadi sampah yang berakhir di TPA, tetapi benar-benar bisa dimanfaatkan.


Terkini Lainnya

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal 'Amicus Curiae' Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal "Amicus Curiae" Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Nasional
Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Nasional
Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Nasional
Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Nasional
Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Nasional
Cara Urus Surat Pindah Domisili

Cara Urus Surat Pindah Domisili

Nasional
Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi 'Amicus Curiae' di MK

TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi "Amicus Curiae" di MK

Nasional
Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Nasional
Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Nasional
PAN Minta 'Amicus Curiae' Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

PAN Minta "Amicus Curiae" Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

Nasional
KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Akan Gelar Aksi di MK Kamis dan Jumat Besok

Pendukung Prabowo-Gibran Akan Gelar Aksi di MK Kamis dan Jumat Besok

Nasional
Menteri PAN-RB Enggan Komentari Istrinya yang Diduga Diintimidasi Polisi

Menteri PAN-RB Enggan Komentari Istrinya yang Diduga Diintimidasi Polisi

Nasional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com