JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan bahwa Pancasila harus dipahami secara utuh dan komprehensif.
Hal tersebut disampaikan Ma'ruf saat membuka simposium nasional studi dan relasi lintas agama berparadigma Pancasila yang diselenggarakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) secara daring, Kamis (10/9/2020).
"Untuk menjaga agar Pancasila tetap dipahami secara komprehensif, maka tidak boleh dipahami secara parsial antara satu sila dengan sila yang lain dan diperlukan pemahaman Pancasila secara utuh sebagaimana dirumuskan dan dipahami para pendiri bangsa," kata Ma'ruf.
Baca juga: Wapres Sebut Masih Ada Pihak yang Ingin Mengganti Pancasila
Menurut Ma'ruf, pemahaman yang utuh tidak akan membuat Pancasila didorong ke arah pemahaman yang menyimpang.
Pemahaman itu mulai dari sekulerisme, liberalisme, hingga komunisme.
Sebab, kata dia, dalam perjalanan bangsa Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, sudah banyak pihak yang berupaya mempertentangkan Pancasila.
Salah satunya, mempertentangkannya dengan ajaran agama. Bahkan percobaan mempertentangkan itu juga masih terjadi hingga saat ini.
Baca juga: Kepala BPIP: Media Sosial Pengaruhi Perwujudan Pancasila
Di sisi lain, kata Ma'ruf Amin, agama juga seharusnya dipahami secara moderat tanpa mengorbankan ajaran-ajaran dasar agama, dan sebaliknya yakni bukan memahami yang bersifat radikal, ekstrem, atau liberal.
Ma'ruf pun meyakini bahwa adanya orang yang masih mempertentangkan Pancasila dan agama merupakan mispersepsi, baik dari pemahaman agama maupun pemahaman Pancasila.
"Karena Pancasila tidak bertentangan dengan agama dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan turunan dari ajaran agama dan Pancasila sudah menjadi kesepakatan nasional," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.