JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menekankan pentingnya kerja sama untuk melawan kejahatan lintas batas termasuk penyelundupan manusia terkait etnis Rohingya.
Hal itu disampaikan Retno dalam dalam ASEAN Ministrial Meeting (AMM) ke-53, pada Rabu (9/9/2020).
"Indonesia juga menekankan pentingnya kerja sama untuk melawan kejahatan lintas batas termasuk penyelundupan manusia," kata Retno melalui telekonferensi, Rabu malam.
Baca juga: Sehari Terdampar di Aceh, Satu Imigran Rohingya Meninggal karena Sesak Napas
"Karena diduga saudara-saudara kita ini (etnis Rohingya) juga merupakan korban dari kejahatan lintas batas," lanjut dia.
Retno juga mendesak pihak Myanmar untuk segera menyelesaikan masalah utama terkait etnis Rohingya.
Menurut dia, penyelesaian itu dilakukan dengan tujuan melakukan repatriasi atau pemulangan para etnis Rohingya yang ada di Indonesia secara sukarela.
"Indonesia mendesak agar Myanmar dengan bantuan negara ASEAN dapat menyelesaikan core issue dengan tujuan agar repatriasi dapat dilakukan secara sukarela, aman dan bermanfaat," ujarnya.
Retno tidak menyebutkan secara spesifik mengenai akar masalah yang dialami etnis Rohingya.
Namun, berdasarkan catatan Human Rights Watch Group (HRWG), tim penasihat yang dibentuk oleh Aung San Suu Kyi dan Kofi Annan Foundation pernah menghasilkan beberapa rekomendasi.
Rekomendasi itu terkait dengan diskriminasi, hak kewarganegaraan, maupun layanan publik, seperti kesehatan dan pendidikan bagi penduduk minoritas di negara bagian Rakhine.
Baca juga: Amnesty Desak Pemerintah Penuhi Kebutuhan 297 Pengungsi Rohingya yang Terdampar di Aceh
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.