Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE: 203.342 Kasus Covid-19 dan Peringatan agar Pemda Siapkan RS Darurat

Kompas.com - 10/09/2020, 07:27 WIB
Tsarina Maharani,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penambahan kasus positif Covid-19 masih terjadi tiap hari. Terkini, hingga Rabu (9/9/2020), pemerintah mengonfirmasi jumlah pasien Covid-19 mencapai 203.342 orang.

Sebanyak 3.307 kasus baru bertambah dari hari sebelumnya. Menurut data pemerintah, angka tersebut didapatkan dari pemeriksaan 29.863 spesimen Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Secara kumulatif, pemerintah telah melakukan pemeriksaan 2.514.670 spesimen dari 1.449.629 orang. Satu orang bisa menjalani pemeriksaan spesimen lebih dari satu kali.

Sementara itu, pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh bertambah 2.242 orang. Maka, kini total pasien sembuh yaitu sebanyak 145.200 orang.

Baca juga: UPDATE: Kembali Bertambah di Atas 3.000, Kasus Covid-19 Capai 203.342

Kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 bertambah 106, sehingga pasien Covid-19 meninggal dunia berjumlah 8.336 orang.

Selain itu, pemerintah mencatat ada 92.330 orang berstatus suspek Covid-19.

DKI Jakarta tertinggi

Kasus Covid-19 saat ini sudah menyebar 489 kabupaten/kota di 34 provinsi. Penambahan 3.307 kasus baru Covid-19 terjadi di 33 provinsi.

DKI Jakarta mencatat penambahan terbanyak dengan 1.004 kasus.

Kemudian, Jawa Timur dengan 370 kasus, Jawa Barat dengan 288 kasus, Jawa Tengah dengan 281 kasus, dan Bali dengan 174 kasus.

Rumah sakit darurat

Sementara itu, anggota Tim Pakar Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengingatkan pemerintah daerah untuk menyiapkan rumah sakit darurat guna menampung pasien Covid-19.

Menurut Dewi, rumah sakit darurat diperuntukan bagi pasien Covid-19 yang tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri.

"Ini kenapa akhirnya pemerintah daerah juga harus siap dengan rumah sakit darurat ketika memang ada masyarakat yang tidak memungkinkan kondisi rumahnya untuk isolasi mandiri," kata Dewi di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (9/9/2020).

Baca juga: Satgas Ingatkan Pemda Harus Siapkan Rumah Sakit Darurat Covid-19

Menurut Dewi, diperlukan ruangan yang cukup untuk pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah.

Sebab, pasien Covid-19 tidak boleh sampai berbaur dengan anggota keluarga lainnya di rumah untuk mengurangi potensi penularan.

"Karena kebanyakan hasil contact tracing adalah satu orang positif keluarganya pasti positif karena tidak ada sekat biasanya," ujarnya.

"Jadi memang kalau bisa satu, rumahnya ini harus ada ruangan khusus yang benar-benar bisa mengisolasi diri kita sendiri," kata dia.

Tarik rem darurat

Sementara dari Balai Kota Jakarta, Gubernur Anies Baswedan memutuskan untuk menarik rem darurat dan kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Anies menyebutkan, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan sejumlah faktor yakni ketersediaan tempat tidur rumah sakit yang hampir penuh dan tingkat kematian yang tinggi.

Dengan demikian, penerapan PSBB transisi di Jakarta pun dicabut dan PSBB kembali diterapkan pada 14 September.

"Tidak ada banyak pilihan bagi Jakarta kecuali untuk menarik rem darurat sesegera mungkin," ujar Anies dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal Youtube Pemprov DKI, Rabu (9/9/2020).

"Dalam rapat gugus tugas percepatan pengendalian Covid-19 di Jakarta, disimpulkan bahwa kita akan menarik rem darurat yang itu artinya kita terpaksa kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar seperti pada masa awal pandemi dulu," tambahnya.

Baca juga: Jakarta Tarik Rem Darurat, Izin Operasi Berbagai Usaha Bakal Dievaluasi Kembali

Menurut Anies keputusan ini juga mengikuti aturan Presiden Joko Widodo yang meminta agar kesehatan masyarakat harus diutamakan.

Diketahui, PSBB transisi di DKI Jakarta berakhir pada Kamis (10/9/2020) besok.

PSBB transisi ini telah diberlakukan sejak 5 Juni 2020 lalu. PSBB transisi mulanya dilaksanakan selama 28 hari atau sampai 2 Juli 2020.

"Wabah di Jakarta ada dalam kondisi darurat presiden yang lalu menyatakan dengan tegas kepada kita semua bahwa jangan restart ekonomi sebelum kesehatan terkendali. Beliau meletakkan kesehatan sebagai prioritas utama," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com