Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Paru Sebut "Happy Hypoxia" Terjadi pada Pasien Covid-19 yang Bergejala

Kompas.com - 04/09/2020, 18:10 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Erlina Burhan, menyebut, happy hypoxia tidak bisa terjadi pada orang yang tak memperlihatkan gejala Covid-19.

Happy hypoxia hanya bisa dialami oleh orang yang terinfeksi Covid-19 dengan menunjukkan gejala demam, batuk, dan pusing.

"Happy hipoxia ini tidak bisa terjadi sama orang yang tanpa gejala. Jadi gejala lainnya ada, demam ada, batuk ada, pusing," kata Erlina dalam diskusi virtual yang digelar Jumat (4/9/2020).

Baca juga: Penjelasan Dokter soal Happy Hypoxia: Penderita Covid-19 Tak Sesak Napas meski Kekurangan Oksigen

Erlina menerangkan, happy hypoxia merupakan kondisi seseorang mengalami kekurangan oksigen.

Namun, penderita tak merasakan sesak napas seperti orang yang mengalami kekurangan oksigen pada umumnya.

"Pasiennya tidak sesak, tidak kelihatan sesak jadi katanya happy-happy saja, nonton tv, masih nge-zoom, tapi sebetulnya sudah terjadi hypoxia atau kekurangan oksigen," ujarnya.

Menurut Erlina, jika seseorang mengalami kekurangan oksigen, sewajarnya otak akan memerintahkan tubuh untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya guna bernapas lebih cepat.

Baca juga: Orang Covid-19 dengan Happy Hypoxia Tidak Terlihat Gejala tapi Paru-parunya Sudah Rusak

Hal ini bisa dilihat pada orang yang selesai berolahraga atau berkegiatan berat. Mereka cenderung bernapas dengan tersengal-sengal.

Namun, hal ini tak akan terjadi pada penderita Covid-19 yang mengalami happy hypoxia.

Infeksi virus yang luas akan menghambat "sinyal" tubuh untuk memberi tahu otak bahwa telah terjadi kekurangan oksigen. Oleh karenanya, penderita happy hypoxia terlihat mampu bernapas seperti biasa.

"Pada infeksi virus Covid ini sinyal tersebut dihambat oleh inflamasi maka tidak ada sinyal ke otak," ujar Erlina.

"Jadi kalau diperiksa darahnya kadar oksigennya rendah tetapi masih tidak sesak, tidak terlihat tersengal-sengal," tuturnya.

Erlina menyebut, happy hypoxia berbahaya lantaran dalam waktu dekat akan menyebabkan penurunan kesadaran penderitanya.

Baca juga: Apa Itu Happy Hypoxia, Kematian Tanpa Gejala Pasien Corona?

Oleh karena itu, ia mendorong masyarakat yang demam, batuk dan pusing untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan.

Dokter akan menindaklanjuti pasien yang bergejala tersebut dengan melakukan pemeriksaan foto thorax dan saturasi oksigen untuk mengetahui apakah pasien mengalami kekurangan oksigen atau tidak.

"Kalau Anda bergejala segeralah menghubungi fasuankes terdekat. Apalagi kalau kemudian gejalanya bertambah berat," kata Erlina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com