JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri KawalCovid-19 Ainun Najib mengatakan, meningkatnya positive rate atau persentase dari pasien positif Covid-19 di Indonesia sangat mengkhawatirkan.
Selain mengkhawatirkan, kata dia, hal tersebut juga setidaknya menunjukkan dua hal tentang wabah Covid-19 di Tanah Air.
"Ini mengkhawatirkan. Naiknya positive rate menunjukkan dua hal, yaitu wabah Covid-19 terus menyebar di masyarakat dan kapasitas tes kita belum bisa menyamai kecepatan peningkatan penyebaran wabah," ujar Ainun dalam diskusi bertajuk Enam Bulan Covid-19 di Indonesia, Kapan Berakhirnya?" dikutip dari siaran pers, Jumat (4/9/2020).
KawalCovid-19 mencatat positive rate pada Juni sebesar 11,79 persen.
Baca juga: UPDATE 2 September: Tambah 1.053 Pasien, Positivity Rate Jakarta Sepekan Terakhir Tembus 11,2 Persen
Angka tersebut terus naik menjadi 13,36 persen pada Juli dan 15,42 persen pada Agustus.
Sebagai catatan, kata dia, pada Agustus 2020 bahkan hanya 430.645 orang saja yang sudah diperiksa kondisinya terkait Covid-19.
Menurut Ainun, positive rate juga menunjukkan jumlah orang yang kembali positif Covid-19 dari total jumlah tes yang pernah dilakukan.
Ia pun berharap masyarakat waspada dari kemungkinan terpapar Covid-19.
"Harusnya rate ini bisa dijaga stabil pada angka serendah mungkin," kata dia.
Selain itu, Ainun mengatakan, melihat data kasus Covid-19 aktif yang seolah melandai, hal tersebut sebetulnya dikarenakan Indonesia mengadopsi standar WHO untuk discharge pasien pada Juni 2020.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Melonjak, Positivity Rate Harian hingga 13,5 Persen
Hal itu sebagaimana tercantum di Keputusan Menteri kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 yang menyebut, pasien tanpa gejala hingga gejala sedang Covid-19 dinyatakan sembuh tanpa harus melakukan tes polymerase chain reaction (PCR) ulang.
Padahal sebelumnya kriteria pasien yang dinyatakan sembuh Covid-19 tergolong lebih ketat.
Sementara itu, Deputi Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Eijkman Herawati Sudoyo mengatakan, zonasi penyebaran Covid-19 di Tanah Air relatif belum akurat.
Hal tersebut dikarenakan mobilitas penduduk mempengaruhi risiko penularan.
"Artinya, zona hijau tidak menjamin risiko infeksi Covid-19 rendah, ditambah jumlah tes juga sangat rendah. Tanpa tes tidak ada data, sama seperti kita tidak pernah melakukan apa-apa," kata Herawati.
Baca juga: Satgas Akui Positivity Rate Covid-19 Terus Naik, 3 Kali Lebih Tinggi dari Standar WHO
Diketahui, data Kamis (3/9/2020) menunjukkan positive rate kasus Covid-19 di Indonesia tercatat 13,6 persen.
Sementara penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 3.622. Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi sejak kasus Covid-19 pertama kali diumumkan di Tanah Air pada 2 Maret 2020.
Dari penambahan kasus baru tersebut, jumlah total kasus Covid-19 di Tanah Air telah mencapai 184.268 kasus.
Sementara jumlah kasus sembuh bertambah 2.084 kasus sehingga total menjadi 132.055 dan meninggal duia bertambah 134 orang sehingga total 7.750.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.