JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pelaksana Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir memastikan vaksin Covid-19 siap digunakan awal tahun 2021.
Erick mengatakan, imunisasi vaksin pertama diprioritaskan untuk tenaga kesehatan, mulai dari dokter, perawat, hingga bidan.
Hal itu dinyatakan Erick Thohir usai mengadakan koordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/9/2020).
"Selain banyak hal yang kami diskusikan, inti pertemuan ini kami memetakan semua tenaga kesehatan, dokter, dan perawat yang akan mendapatkan imunisasi pertama saat vaksin siap digunakan awal tahun depan dan juga menjadi garda depan dalam melakukan imunisasi massal," ujar Erick dalam keterangan pers yang diterima, Kamis (3/9/2020).
Baca juga: Kaleidoskop Enam Bulan Bergulat Mencari Vaksin Covid-19, Hasilnya?
Erick mengatakan, dari hasil pemetaan yang diberikan IDI dan PPNI, tercatat ada 1,5 juta tenaga kesehatan, baik dokter, perawat, dan bidan siap untuk diterjunkan saat imunisasi massal yang dijadwalkan awal tahun 2021. Termasuk TNI dan Polri.
Lebih lanjut, pihak IDI dan PPNI yang menentukan kriteria serta kualifikasi dokter, perawat, dan bidan yang akan mendapat kesempatan pertama vaksinasi tersebut.
"Selain itu, akan ada tim khusus dalam Satgas Penanggulangan Covid-19 yang bertugas untuk menilai vaksin dengan bekerjasama dengan IDI dan Kemenkes." kata Erick.
"Hal ini bertujuan agar penggunaan vaksin bisa tepat sasaran dan efektif, mengingat keterbatasan di tahap awal saat vaksin ini siap digunakan," lanjut dia.
Baca juga: Jika Vaksin Ditemukan, Mungkinkah Pandemi Segera Berakhir?
Pertemuan dengan IDI dan PPNI ini juga membahas upaya peningkatan protokol keselamatan dan proteksi bagi tenaga kesehatan yang terus dihantui risiko tinggi di tengah meningkatnya kasus positif Covid-19.
"Kami membahas bagaimana memperbaiki proteksi bagi dokter dan perawat. Akan diatur kembali pedoman dan pelaksana di lapangan agar ada perbaikan dan kasus tenaga medis yang terdampak akan bisa ditekan." ujar Erick.
"Intinya, protokol keselamatan dan proteksi dokter serta perawat harus mendapat perhatian serius agar tingkat risiko mereka gugur dalam tugas bisa ditekan," tutur dia.
Sebelumnya, Ketua Bidang Luar Negeri Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengaku prihatin dengan banyaknya dokter yang meninggal dunia akibat terjangkit virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Baca juga: Soal Vaksin Mandiri, Erick Thohir: Bukan Berarti yang Bayar Didahulukan
Ia pun berharap pemerintah melakukan sesuatu agar tidak ada lagi dokter atau tenaga medis yang meninggal dunia karena Covid-19.
"Sangat prihatin dengan kondisi ini. Berharap agar pemerintah berbuat sesuatu untuk mengatasi hal ini," kata Erlina kepada Kompas.com, Kamis (3/9/2020).
Diketahui, tepat enam bulan pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyampaikan data, ada sebanyak 104 dokter meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
Jumlah itu berdasarkan catatan IDI sejak kasus Covid-19 pertama diumumkan terjadi di Indonesia pada 2 Maret 2020 hingga 2 September 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.