Ede mengatakan, penguatan kebijakan pemerintah untuk mengubah perilaku masyarakat dalam menangani pandemi Covid-19 saat ini lebih diutamakan dibanding pernyataan yang dapat membuat salah paham.
Baca juga: Sukses Tangani Covid-19, Malaysia Kini Hanya Memiliki 4 Pasien di ICU
Kesalahpahaman masyarakat dikhawatirkan akan membuat mereka abai terhadap protokol kesehatan dan membuat kasus Covid-19 di Tanah Air semakin tinggi dan tak berhenti.
Ia mengatakan, catatan sejarah mengungkap, pandemi dapat diselesaikan dengan adanya intervensi kesehatan masyarakat yaitu testing, tracing isolated, treatment, dan perubahan perilaku.
Di sisi lain, di antara negara ASEAN jumlah tes di Indonesia masih terbilang rendah.
"Tes di negara kita tertinggal dibandingkan tetangga," kata dia.
Tes Covid-19 di Indonesia disebutkannya belum optimal karena masih 1:1000 penduduk per pekan atau 39.000 orang per pekan.
Di Thailand, kata dia, saat ini masyarakatnya sudah tak lagi menggunakan masker saat beraktivitas.
Hal tersebut bukan karena mereka bandel dan tak patuh protokol kesehatan, tetapi dikarenakan kasus Covid-19 di negara tersebut sudah lama bertahan di angka di bawah 3.500.
"Tidak bertambah dan tidak ada lagi yang meninggal karena Covid-19," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengatakan, tren Covid-19 di Indonesia sudah sangat membaik.
Baca juga: Selama Pandemi Covid-19, Kasus Perceraian di Jakarta Timur Mencapai 900
Hal tersebut disampaikan Erick dalam acara "Doa Bersama dan Hening Cipta untuk Keselamatan Dokter Indonesia" secara daring, Rabu (2/9/2020) malam.
Ia mengatakan, saat ini semua negara, termasuk Indonesia, sedang mencari formula terbaik dalam penanganan Covid-19.
"Indonesia tentu berusaha maksimal, alhamdulillah kalau saya sampaikan dengan kerendahan hati trennya sudah sangat membaik. Baik dari tren penyembuhan, fatality (kematian) yang terus dalam kondisi membaik," ujar Erick.
Namun pernyataan Erick tersebut bertolak belakang dengan fakta bahwa tingkat penularan Covid-19 di masyarakat masih terjadi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan