"Mungkin itu semua, lelah dan stres, lalu terkena Covid-19 sehingga meninggal," lanjut dia.
Baca juga: Satu Lagi Dokter di Kalsel Meninggal Dunia karena Infeksi Covid-19
Sementara itu, Sekretaris Tim Audit dan Advokasi Kematian Dokter PB IDI Mahlil Ruby menilai, ungkapan Mahfud MD yang mengatakan banyak dokter kelelahan dan stres menangani pasien Covid-19 hingga akhirnya meninggal, merupakan hubungan secara tidak langsung.
Memang benar banyak dokter yang kelelahan karena harus menangani pasien Covid-19 yang cukup banyak sehingga dokter juga kurang istirahat.
Namun di sisi yang lain, para dokter juga bekerja dalam lingkungan risiko tinggi tertular Covid-19 sehingga dapat menimbulkan stres dalam bekerja.
"Kedua kondisi ini dapat menyebabkan turunnya imunitas tubuh dokter," kata Ruby kepada Kompas.com, Minggu (9/8/2020).
Ruby menambahkan, hal itu diperparah dengan masih banyak manajemen rumah sakit yang belum melakukan pengurangan jumlah pasien.
Baca juga: 100 Dokter Meninggal akibat Corona, Epidemiolog Nilai Kerugian Besar Bagi Indonesia
Selain itu, jam pelayanan kepada pasien rawat jalan yang juga belum dikurangi turut menjadi beban tersendiri bagi para dokter.
"Belum dilakukannya pengurangan jam pelayanan yang harus dilayani di rawat jalan di rumah sakit, menambah lelah lagi. Plus meningkatkan penularan dari pasien-pasien yang positif tapi tanpa gejala," ungkap Ruby.
Ruby melanjutkan, bahkan di beberapa rumah sakit tidak menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi para dokter secara memadai.
"Jadi lelah dan stres salah satu pemicu dokter mudah terinfeksi Covid-19," kata Ruby.
Agar jumlah dokter yang meninggal karena Covid-19 tidak semakin bertambah, PB IDI mendorong rumah sakit untuk memperbaiki manajemen pengelolaan pasien di rumah sakit.
Baca juga: 100 Dokter Gugur akibat Covid-19, Anggota Komisi IX Minta Pemerintah Evaluasi Diri
"Jangan memberi beban penanggung jawab pasien hanya satu dokter dalam penanganan Covid-19, tapi adalah tim sehingga dokter dapat diberi waktu dua hari atau minimal sehari istirahat setelah sehari memberikan pelayanan Covid-19," ujar Mahlil Ruby.
Kemudian, perlu dilakukan juga peningkatan pencegahan infeksi Covid-19 di rumah sakit berupa melengkapi para dokter dengan APD.
Apabila persedian di rumah sakit terbatas, pemerintah seharusnya berusaha bagaimana caranya agar persediaan APD dapat tercukupi.
Sementara itu, gugurnya para dokter juga menjadi sorotan salah satu inisiator platform informasi dan data terkini seputar Covid-19 di Indonesia, Pandemic Talks.