JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir enam bulan kasus Covid-19 berada di Indonesia. Selama periode tersebut belum ada tanda-tanda bahwa penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini menurun.
Bahkan, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 justru mencatat adanya peningkatan kasus dalam beberapa waktu terakhir.
Kondisi ini pun kian mengkhawatirkan lantaran saat ini telah ditemukan strain mutasi virus corona baru yang diyakini lebih menular dibandingkan strain awal yang ditemukan di China.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio menuturkan, bahwa pihaknya telah melaporkan kepada GISAID terkait temuan dari strain mutasi yang lebih menular yang disebut dengan D614G itu.
Baca juga: Angka Tes Covid-19 di Indonesia Belum sampai Setengah dari Standar WHO
"Dapat kami sampaikan saat ini memang sudah diidentifikasi dan sudah dilaporkan," kata Amin dalam konferensi pers virtual, Jumat (28/8/2020) lalu, seperti dilansir dari Antara.
Wakil Direktur LBM Eijkman Herawati Sudoyo mengatakan bahwa mutasi virus ini ditemukan dalam data sekuensing genom dari sampel yang dikumpulkan LBM Eijkman.
Dilansir dari Reuters, pihaknya perlu meneliti lebih dalam apakah mutasi ini turut berperan dalam peningkatan kasus yang terjadi beberapa hari ini di Indonesia.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 hingga 31 Agustus 2020, akumulasi kasus positif Covid-19 mencapai 174.796 kasus sejak diumumkan pertama kali pada 2 Maret lalu.
Baca juga: Angka Kesembuhan Covid-19 dan Angka Kematian di Tanah Air Melebihi Rata-rata Dunia
Jumlah ini bertambah 2.743 kasus dalam 24 jam. Penambahan kasus ini diketahui dari hasil pemeriksaan 15.305 spesimen yang diambil dari 14.566 orang dalam sehari.
Itu berarti positivity rate atau jumlah kasus positif per jumlah kasus yang diperiksa spesimennya mencapai 13,5 persen.
Provinsi DKI Jakarta dilaporkan sebagai provinsi dengan penambahan kasus positif harian terbanyak yaitu 1.049 kasus. Adapun akumulasi kasus positif di DKI Jakarta mencapai 40.086 kasus atau tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia.
Ledakan kasus
Akhir pekan lalu, Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan rekor penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 3.003 orang dalam 24 jam terakhir pada Jumat (28/8/2020).
Baca juga: 100 Dokter Gugur Akibat Covid-19, Apa yang Perlu Dievaluasi?
Dua hari kemudian atau pada Minggu (30/8/2020), giliran Provinsi DKI Jakarta yang melaporkan rekor penambahan kasus positif sebanyak 1.094 kasus dalam sehari.
Itu berarti, dalam dua hari terakhir terdapat penambahan lebih dari 1.000 kasus di Provinsi DKI Jakarta.
Pemprov DKI pun mengaitkan penambahan kasus di atas 1.000 ini dengan tingginya mobilitas masyarakat saat libur panjang pekan sebelumnya.
"70 persen kasus positif pada hari ini adalah kasus yang diambil spesimennya pada tanggal 24 dan 25 Agustus 2020. Jika dihitung mundur, masa inkubasi tersering adalah enam hari, lalu pasien mengakses pemeriksaan PCR 1-2 hari. Maka periode penularan tertinggi terjadi pada 16-17 Agustus 2020," jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Dwi Oktavia, Minggu.
Baca juga: Kasus Covid-19 Tinggi, IDI Ingatkan Bukan Saat yang Tepat Buka Bioskop
Meski demikian, bukan berarti potensi ledakan kasus Covid-19 tidak akan terjadi lagi pada masa mendatang. Apalagi, Pemprov DKI berencana mengoperasikan kembali bioskop di tengah situasi pandemi yang belum menurun.
Sekali pun, pengoperasian bioskop tersebut rencananya akan memberlakukan protokol kesehatan yang ketat.
Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat lebih waspada dalam beraktivitas. Penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, serta memberlakukan perilaku hidup bersih dan sehat diharapkan dapat meminimalisir potensi penularan virus corona.
Epidemiolog Universitas Indonesia Syahrizal Syarif menuturkan, tanpa adanya kewaspadaan dari masyarakat, maka situasi penularan Covid-19 di tengah masyarakat pun berpotensi lebih mengkhawatirkan ke depannya.
Baca juga: 6 Fakta Mutasi Virus Corona D614G, Paling Menular dan Dominan di Dunia
Bahkan, berdasarkan pemodelan yang dilakukannya, kasus Covid-19 di Indonesia berpotensi meningkat menjadi 500.000 pada akhir tahun.
"Situasinya serius. Penularan lokal saat ini tidak terkendali," imbuh Syarif.
Sementara itu, Ketua MPR Bambang Soesatyo mengimbau, agar masyarakat dapat membatasi aktivitasnya di luar rumah. Hal itu mengingat banyak pula kasus penularan Covid-19 yang ditularkan oleh orang tanpa gejala (OTG).
Di sisi lain, pemerintah daerah yang saat ini berada dalam zona merah penularan Covid-19, diharapkan dapat menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Misalnya, dengan menambah jumlah tenaga medis serta daya tampung ruang perawatan di rumah sakit rujukan.
"Pemerintah juga perlu lebih waspada dan segera memikirkan solusi jangka panjang terhadap perihal ditemukannya mutasi dari SARS-CoV-2 dalam kelompok D614G, yaitu virus pemicu covid-19 yang berpotensi dapat lebih menular," kata Bamsoet dalam keterangan tertulis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.