JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN Ali Ghufron Mukti menyatakan bahwa pengembangan Vaksin Merah Putih saat ini mencapai 40 persen.
Ia menegaskan, pengembangan vaksin Covid-19 secara mandiri sangat penting bagi kemandirian bangsa.
"Kita harus mampu dan mandiri sendiri. Sudah seberapa perjalananannya? Kurang lebih 30-40 persen perjalanan kita," kata Ali dalam rapat bersama Komisi IX DPR, Senin (31/8/2020).
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Ketua MPR Minta Pemerintah Cari Terobosan
Di lain sisi, ia juga menyebut bahwa pengembangan vaksin ini bertalian dengan urusan bisnis.
Ali pun mengatakan, PT Bio Farma diperkirakan mampu memproduksi 250 juta dosis vaksin Covid-19 per tahun.
Selain itu, ada perusahaan farmasi lain yang sanggup memproduksi vaksin Covid-19 dengan jumlah yang sama seperti PT Bio Farma.
"Artinya semuanya tinggal mengorkestra, mengorganisir," ucap dia.
Ia berharap, seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan Vaksin Merah Putih betul-betul berkomitmen penuh hingga nantinya vaksin dapat diperjualbelikan.
"Ini kalau triple helix sudah jalan semua pihak, maka kepastian sebagai off taker, jaminan bahwa kita bikin inovasi dibeli. Kalau enggak ada yang beli gimana? Ini harus," ujar Ali.
"Lalu bagaimana komunikasi ini berjalan, sehingga tidak ada yang saling disalahkan ke depan. Kalau itu semua bisa, kami optimis," ucap dia.
Dalam rapat itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, Vaksin Merah Putih akan diuji coba pada hewan sekitar tiga bulan lagi.
"Saat ini kami sedang menunggu ekspresi dari protein tersebut dalam bentuk antigen protein rekombinan itu dan nanti insya Allah dalam dua atau tiga bulan ke depan kami akan uji pada hewan," kata dia.
Baca juga: Eijkman: Vaksin Merah Putih Diujicobakan pada Hewan 3 Bulan Lagi, Uji Klinis 2021
Selanjutnya, Vaksin Merah Putih ditargetkan memasuki tiga tahapan uji klinis pada 2021.
Namun, Amin menegaskan, Eijkman sebagai pemimpin konsorsium Vaksin Merah Putih berupaya agar seluruh tahap uji selesai lebih cepat.
"Diharapkan pada Februari atau Maret tahun 2021 kami sudah bisa memberikan sheet vaksinnya kepada Bio Farma untuk proses selanjutnya, termasuk untuk uji klinis 1, 2, dan 3," papar Amin.
"Walaupun demikian, kami berupaya untuk bisa menghemat waktu untuk melakukan beberapa proses nanti secara paralel," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.