Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akurasi Data Dibutuhkan dalam Terapkan Kebijakan Penanggulangan Dampak Covid-19

Kompas.com - 31/08/2020, 15:54 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Bidang Sosial The Indonesian Institute Nopitri Wahyuni mengatakan, keakuratan data dalam menerapkan kebijakan penanggulangan dampak Covid-19 seperti pemberian bantuan sosial (bansos) dari pemerintah sangat dibutuhkan.

Menurut dia, perbaikan data oleh pemerintah menjadi hal pertama yang harus dilakukan dalam rangka memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat.

"Akurasi data diperlukan sebagai dasar pengambilan kebijakan penanggulangan dampak Covid-19. Iklim pendataan terintegrasi yang baik akan mendorong strategi pemulihan sosio-ekonomi ke depannya," ujar Nopitri, dikutip dari siaran pers, Senin (31/8/2020).

Baca juga: KPK: Keberhasilan Kepala Daerah Bisa Diukur dari Besar-Kecil Subsidi dan Bansos

Ia mengatakan, perbaikan data tersebut harus dilakukan melalui koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah.

Apalagi dalam kenyataannya, kata dia, Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang ditangani Kementerian Sosial (Kemensos) sebagai dasar pemberian bansos belum banyak menangkap kondisi kelompok masyarakat paling rentan secara sosio-ekonomi.

"Buruknya persoalan data tersebut membuat tahap penyaluran bantuan berjalan amat lambat atau bahkan tidak tepat sasaran," kata dia.

Catatan dari Kementerian Keuangan per 5 Agustus 2020, kata dia, baru 41,85 persen atau Rp 85,34 triliun dari keseluruhan anggaran perlindungan sosial Covid-19 sebesar Rp 203,9 triliun.

Ia mengatakan, seharusnya desain perlindungan sosial yang mengarah pada siklus hidup diharapkan dapat menyentuh kelompok rumah tangga paling terdampak Covid-19.

Baca juga: Menko PMK: Pemerintah Akan Salurkan Bansos Sekaligus Kampanye Masker

Terutama, kata dia, mereka yang memiliki lebih banyak anak, anggota keluarga lansia, dan orang dengan disabilitas.

Ia mencontohkan program Kartu Prakerja yang diselenggarakan juga belum bisa diakses oleh kelompok masyarakat tertentu seperti disabilitas.

"Pelaksanaan berbagai program bansos, kartu pra kerja pun belum ramah terhadap kelompok masyarakat tertentu, seperti orang dengan disabilitas," kata dia.

Nopitri pun menyarankan agar pemerintah melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terkait program-program yang masuk ke dalam skema perlindungan sosial di masa Covid-19 ini.

Pasalnya, kelompok penerima manfaat tersebut sangat beragam.

"Monev dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dari program yang telah berjalan dan sejauh apa program tersebut sampai kepada masyarakat untuk bertahan pada situasi Covid-19," kata dia.

Ia berharap nantinya data yang terus diperbaiki dan dilakukan monitor serta evaluasi akan dibutuhkan sebagai dasar pengambilan kebijakan holistik dalam reformasi perlindungan sosial di Tanah Air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com