Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Air Diplomacy, Apa Cukup Beli Empat Pesawat Sukhoi?

Kompas.com - 30/08/2020, 16:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Bayu Galih

Pada pagi hari yang cerah dalam perjalanan menuju tempat upacara dilangsungkan, saya dihadang oleh kerumunan wartawan yang berkumpul di antara para undangan lain, di antaranya para Atase Militer negara sahabat dan para Duta Besar.

Mereka sangat antusias seraya menghadang saya untuk memastikan apakah benar rumor yang beredar bahwa dalam upacara nanti akan dimeriahkan oleh terbang lintas pesawat Sukhoi.

Baca juga: Wiranto Pastikan RI-Rusia Sepakat Barter Sukhoi dengan Komoditas

Saya berhenti sejenak dan menjelaskan bahwa memang benar nanti dalam upacara peringatan HUT TNI akan ada flypass pesawat Sukhoi yang baru tiba di Tanah Air.

Tiba-tiba saja, tanpa disangka sama sekali muncul pertanyaan dari salah satu wartawan asing yang cukup "provokatif". Pertanyaannya adalah, apakah TNI AU merasa cukup dengan hanya membeli empat buah pesawat Sukhoi?

Walau tidak menyangka akan muncul pertanyaan yang sinis dan menggoda itu, saya dengan sigap menjawab segera bahwa keputusan untuk membeli empat pesawat Sukhoi dari Rusia itu adalah "lebih dari cukup".

Ini dikarenakan kita membeli Sukhoi hanya untuk keperluan "wake up call America", kata saya seraya tertawa lepas.

Dalam hati, saya menggerutu juga, masak harus mengatakan bahwa kita hanya membeli empat pesawat terbang Sukhoi karena anggaran yang terbatas?

Baca juga: Ini Spesifikasi Hawk 209, Pesawat Tempur TNI AU yang Jatuh di Riau

Di sisi lain, sang wartawan yang bertanya tampak terpana setengah terkejut tidak percaya dengan jawaban singkat padat saya tersebut.

Walau dengan wajah yang merefleksikan keraguan dan setengah kaget, saya percaya dia sama sekali tidak menyangka memperoleh jawaban yang spontan dan "sediplomatis" itu.

Penjelasan sederhananya dari inti jawaban saya adalah bahwa kita membeli Sukhoi itu bertujuan sekedar mengingatkan Amerika Serikat yang apabila meneruskan embargo suku cadang alutsista yang berasal dari Amerika, maka TNI Angkatan Udara tidak dapat melaksanakan tugas utama menjaga wilayah udara kedaulatannya.

Tidak ada pilihan lain yang dapat mengatasi persoalan rumit tersebut. Itu sebabnya maka kita akan beralih mengisi arsenal persenjataan udara dengan peralatan perang dari negara lain, dalam hal ini, kalau perlu dari Rusia.

Sekedar sebagai pembanding, arsenal persenjataan Angkatan Udara India juga dilengkapi dengan banyak pesawat-pesawat terbang produk Amerika Serikat dan sekaligus pula pesawat terbang asal Rusia.

Jadi apakah beli empat pesawat Sukhoi itu cukup?

Cukup atau tidak cukup memang sesuatu yang sudah dari "sananya", sangat relatif sifatnya. Lao Tzu berpendapat bahwa: "He who knows that enough is enough will always have enough".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com