JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, sebanyak 51 persen kota yang ada di Indonesia memiliki persentase angka kematian di atas rata-rata persentase kasus kematian dunia.
Data tersebut berdasarkan pencatatan dan analisis hingga 23 Agustus 2020. Menurut Dewi, persentase kematian dunia sebesar 3,54 persen.
"Masih terdapat 50 kota dari 98 kota atau 51 persen dari jumlah keseluruhan kota di Indonesia memiliki angka kematian di atas rata-rata dunia," ujar Dewi dalam talkshow daring yang ditayangkan di saluran YouTube BNPB, Rabu (26/8/2020).
"Jadi ini evaluasi kita, ternyata di kota masih banyak yang harus dikejar minimal untuk sama dengan rata-rata dunia kalau bisa jauh lebih rendah lagi,” kata dia.
Baca juga: Tren Covid-19 di Desa Lebih Baik dari Kota, Mengapa?
Kondisi ini, kata dua, menjadi pengingat bagi seluruh pihak untuk tetap berupaya menekan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan.
Dewi juga mengatakan, data kematian di kabupaten menunjukkan tren yang lebih baik dari perkotaan.
Sebanyak 254 kabupaten atau 61 persen dari jumlah keseluruhan kabupaten di Indonesia mencatat angka kematian di bawah rata-rata dunia.
Selanjutnya, Dewi menyampaikan perbandingan angka kesembuhan kabupaten/kota dengan rata-rata kesembuhan dunia yang saat ini berada di angka 68,12 persen.
"Angka kesembuhan di 41 kota dan 237 kabupaten di Indonesia berada di atas rata-rata dunia tersebut," kata Dewi.
Ia juga menyampaikan perbandingan persentase kasus aktif di Indonesia dengan dunia.
Dibandingkan dengan persentase rata-rata angka kasus aktif dunia, yaitu sebesar 28,42 persen, sebanyak 52 kota dan 239 kabupaten di Indonesia berada di bawah rata-rata dunia.
Selain itu, tercatat tujuh kabupaten di Indonesia tidak memiliki kasus aktif Covid-19.
Terakhir, Dewi memberikan beberapa rekomendasi berkaitan dengan pencegahan dan penanganan Covid-19 di kabupaten/kota.
Baca juga: Tren Kasus Covid-19 di Kota, Desa, dan Perbandingannya dengan Data Dunia
Pertama, harus memahami karakteristik kerentanan yang berbeda-beda di setiap kabupaten/kota.
Kedua, melakukan penyesuaian respons dan mitigasi, dan tetap waspada dan jangan lengah.
“Ini harus dipahami, kita harus bertanggung jawab ketika memutuskan untuk keluar dari rumah, bahwa kita tengah memutuskan untuk ada risiko yang harus dihadapi," kata dia.
"Bukan hanya untuk diri kita sendiri tapi untuk keluarga dan juga yang tinggal di rumah sebenarnya,” ucap Dewi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.