Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peretasan Media dan Akademisi Dinilai sebagai Tindakan Pengecut

Kompas.com - 24/08/2020, 13:24 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat media dan dosen Universitas Multimedia Nusantara Ignatius Haryanto menyebut peretasan terhadap media massa dan akun media sosial (medsos) milik akademisi sebagai tindakan pengecut.

"Peretasan adalah tindakan pengecut oleh siapa pun, yang artinya menolak adanya dialog, menolak untuk adanya pertukaran pendapat dan menguji argumentasi yang dipegang masing-masing pihak," ujar Ignatius saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/8/2020).

Ia menyatakan, peretasan ke pihak-pihak yang mencoba kritis terhadap kebijakan pemerintah patut disayangkan dan tidak menunjukkan proses demokrasi yang sehat.

Baca juga: Peretasan Aktivis dan Media Langgar UU ITE, ICJR Nilai Polisi Tak Tanggap

Menurut dia, kritik dibutuhkan untuk menjadikan check and balances dalam kehidupan demokrasi yang dianut Indonesia.

Ignatius mengatakan, faktor demokrasi tersebut harus konsisten dipegang oleh siapa pun. Dalam ruang demokrasi, kata dia, perbedaan pendapat adalah hal yang biasa.

Karena itu, ia pun meminta pihak mana pun jangan terlalu sensitif terhadap kritik yang dibangun oleh media massa maupun aktivis.

"Jangan terlalu sensitif atas kritik. Kritik yang diberikan sejauh ini menurut saya untuk perbaikan tujuan dan prosedur yang hendak diambil dalam situasi pandemi ini," kata Ignatius Haryanto.

Baca juga: Akademisi: Peretas Tempo dan Twitter Pandu Riono Salah Mengartikan Kritik dalam Demokrasi

Di sisi lain, Ignatius menilai bahwa kritik yang disampaikan masyarakat juga diperlukan untuk mengingatkan pemerintah. Misalnya, kritik yang disampaikan ahli epidemiologi Pandu Riono.

Menurut dia, kritik yang disampaikan Pandu sangat dibutuhkan pemerintah dalam penanganan Covid-19.

"Keterbukaan diperlukan oleh masyarakat dan kritik-kritik yang dilakukan orang seperti Pandu Riono adalah kritik yang valid, datang dari seorang ahli dan pendapatnya perlu didengar pemerintah," kata dia.

Ignatius menambahkan, dalam situasi pandemi Covid-19, pihaknya meminta agar ada kerja sama antar elemen untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Baca juga: Pasca-peretasan Situs Tempo, Pemred: Kami Tidak Takut

Untuk itu, pihaknya mendorong agar semua elemen dapat menyingkirkan ego sektoralnya masing-masing.

"Poinnya adalah dalam situasi pandemi mari kita kerja sama antar elemen masyarakat," kata Ignatius.

"Kritik atau beda pendapat itu biasa, tapi mana yang lebih menuju pada kemajuan bangsa untuk kita segera bisa mengatasi pandemi. Ego sektoral tolong disingkirkan terlebih dulu," ujar dia.

Diketahui, belakangan ini isu peretasan tengah mencuat. Peretasan dialami oleh akun medsos milik aktivis, akademisi, hingga website media massa Tempo.co dan Tirto.id.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com