JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus peretasan terhadap situs berita tidak membuat redaksi Tempo.co takut untuk tetap bersikap kritis melalui pemberitaan.
Pemimpin Redaksi Tempo.co Setri Yasa menegaskan, pasca-peretasan, pemberitaan media massa yang ia pimpin akan berjalan sesuai karakter selama ini.
"Kami tidak takut, kami tidak gentar. Kami tetap memberitakan apa yang ada di lapangan tanpa hambatan dan pretensi apa-apa," ujar Setri dalam diskusi bertajuk Peretasan di Dunia Maya yang digelar secara daring, Sabtu (22/8/2020).
Baca juga: Situs Tempo Diretas, Pemred: Ada Upaya Pembungkaman
Setri menuturkan, teror yang dilakukan peretas seakan menguji seberapa besar keberanian Tempo.co. Bahkan, Setri menyebut, peretas ingin redaksi merasa takut.
Selain itu, Setri berpandangan bahwa peretasan itu dapat dikaitkan dengan serangkaian peristiwa lainnya.
"Rangkaian peristiwa yang saya maksud, yakni sebelumnya rekan di Koran Tempo dan Tempo.co berkali-kali menulis soal penggunaan influencer untuk kampanye omnibus law. Setelahnya, pemberitaan kami menjadi diskusi yang cukup keras di media sosial," tutur dia.
Baca juga: Pemred: Ada Rangkaian Peristiwa yang Terkait Peretasan Situs Tempo
Menurut Setri, peretasan laman situs berita Tempo.co merupakan upaya untuk membungkam kritik yang disampaikan melalui pemberitaan.
Ia menilai, pihak peretas seolah ingin menyampaikan bahwa segala upaya bisa dilakukan untuk menghambat kerja-kerja jurnalistik.
Setri mengingatkan bahwa persoalan peretasan ini harus menjadi perhatian semua pihak. Sebab jika dibiarkan, akan menjadi ancaman serius bagi kebebasan berpendapat.
Baca juga: Serangan Digital di Era Jokowi: Pelanggaran Hak Berpendapat dan Pembungkaman Kritik
"Ini bukan soal situs Tempo yang diretas. Namun, ini ada kaitannya dengan upaya pembungkaman, mengganggu kebebasan berpendapat," tegasnya.
"Saat ini mungkin tempo yang diretas. Besok bisa jadi (media) lain. Sehingga ancaman seperti ini harus kita lawan bersama," ucap Setri.
Sebelumnya diberitakan, laman situs berita nasional Tempo.co diretas oleh pihak tak dikenal pada Jumat (21/8/2020) dini hari. Peretasan itu terjadi Jumat dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.
Awalnya, tampilan situs berubah menjadi warna hitam. Lalu, ada iringan lagu Gugur Bunga selama 15 menit.
Kemudian, muncul tulisan, Stop Hoax, Jangan BOHONGI Rakyat Kembali ke etika jurnalistik yang benar patuhi dewan pers. Jangan berdasarkan ORANG yang BAYAR saja. Deface By @xdigeeembok.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.