Suatu ketika, unggahan Ruhandi mendapat respons dari sejumlah pegiat literasi di Provinsi Banten. Sejak saat itu Ruhandi banyak bertemu dan bertukar pikiran dengan pegiat literasi lainnnya.
“Mereka bikin kegiatan di sini, kirim buku dan menjelaskan apa itu TBM. Akhirnya, kita sepakati bikin TBM Kuli Maca, sekitar tahun 2015,” ucap Ruhandi.
Menurut Ruhandi, literasi merupakan syarat utama dalam pengembangan masyarakat secara optimal. Dengan pendidikan, warga juga mampu meningkatkan perekonomian dengan tetap berpegang pada kearifan lokal.
Ia meyakini kegiatan literasi tidak sebatas pada membangkitkan minat baca, tapi juga usaha untuk memberdayakan masyarakat.
Baca juga: Kasus Video Hadi Pranoto dan Anji, Literasi Masyarakat Jadi Sorotan
Dalam perkembangannya, TBM Kuli Maca tidak hanya menjadi tempat anak-anak membaca buku, tapi juga sebagai forum warga untuk berdiskusi dan menggali potensi desa.
Buku-buku yang diterima dari donasi berbagai pihak juga bermacam-macam. Dari buku cerita anak, sastra hingga soal pengembangan potensi pertanian.
“Banyak yang bisa dilakukan dengan menggali potensi yang ada, karena selama ini kan potensi desa itu tidak pernah dipikirkan,” kata laki-laki kelahiran 7 Maret 1985 itu.
Melalui kegiatan literasi, Ruhandi selalu mendorong warga untuk melestarikan pangan lokal dan pertanian alami serta menghindari penggunaan pupuk kimia.
Tujuannya, agar warga desa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan, sekaligus menjaga kelestarian alam.
Kemudian ia juga berupaya membangkitkan lagi usaha perternakan warga. Pasalnya, tinggal sedikit warga yang masih menjalankan kebiasaan berternak.
Selain bertani, warga cenderung memilih mencari emas di lubang-lubang bekas perusahaan tambang untuk menambah pendapatan.
Desa Warungbanten memang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil emas. Meski, PT Aneka Tambang (Antam), salah satu anak perusahaan BUMN, tidak lagi beroperasi di Warungbanten.
Baca juga: 2 Tantangan OJK dalam Meningkatkan Literasi Keuangan di Indonesia
Hingga kini, Ruhandi terus berupaya membangkitkan kesadaran warganya untuk berdikari dan mandiri. Ia berharap suatu saat pembangunan desa diinisiasi oleh masyarakatnya sendiri.
Pembangunan desa yang selaras dengan tradisi leluhur dan kelestarian lingkungan. Mengutip pernyataan Mohammad Hatta, Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta. Tapi, Indonesia akan bercahaya karena lilin-lilin di desa.
“Target saya itu yang membangun (desa) bukan lagi pemerintah. Suatu hari nanti, kita sudah tidak lagi mengharapkan bantuan dari pemerintah, tapi orang Warungbanten yang sudah memikirkan sendiri, bagaimana cara membangun desanya,” ujar Ruhandi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.