“Penurunan impor bahan baku juga diharapkan memberikan peluang bagi industri atau pelaku usaha dalam negeri untuk mampu memasoknya, sekaligus mengambil alih pangsa impor. Khususnya di masa-masa penuh tantangan saat ini,” imbuhnya.
Sementara itu, peningkatan dialami impor barang modal yang tumbuh 10,82 persen (mtm).
Hal itu merupakan sinyal positif dan sejalan dengan peningkatan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur yang memperlihatkan aktivitas produksi juga mulai meningkat.
Surplus yang terjadi pada neraca perdagangan di April sampai Juni 2020 juga telah mendorong penurunan defisit transaksi berjalan Indonesia.
Baca juga: Resmikan Program KiosMU, Airlangga: UMKM Prioritas Utama dalam Pemulihan Ekonomi Nasional
Berdasarkan rilis Laporan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Triwulan II Tahun 2020 Bank Indonesia, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar 2,9 miliar dollar AS (1,2 persen dari Produk Domestik Bruto/PDB).
Angka ini pun lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya yang sebesar 3,7 miliar dollar AS (1,4 persen dari PDB).
Berkurangnya defisit transaksi berjalan juga didukung surplus transaksi modal dan finansial yang tercatat sebesar 10,5 miliar dollar AS, setelah pada triwulan sebelumnya mencatat defisit 3,0 miliar dollar AS.
Dengan angka ini, secara keseluruhan NPI pada Triwulan II-2020 mengalami surplus sebesar 9,2 miliar dollar AS.
“Itu cukup tinggi untuk menopang ketahanan sektor eksternal Indonesia. Jadi, saya optimis momentum perbaikan kinerja eksternal ini dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan,” ujar Airlangga seperti keterangan tertulisnya.
Baca juga: PIlkada Bisa Dongkrak Perekonomian, Airlangga: Perputaran Uang Capai Rp 35 Triliun
Dengan begitu, lanjutnya, perekonomian Indonesia dapat tumbuh positif sampai akhir 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.