JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, satu hal yang mendasari pemerintah menginisiasi program bela negara adalah makin besarnya pengaruh dari luar negeri terhadap generasi milenial.
Oleh sebab itu, bela negara diperlukan untuk menunjukkan warga yang bangga dengan bangsanya.
Selain dengan pendidikan, menurut Trenggono, bela negara bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu contohnya yakni bangga dengan produk dalam negeri.
“Karena mencintai Indonesia itu kan tidak hanya ‘saya cinta Indonesia’ tapi perilaku juga, misalnya saya punya uang, bagaimana saya menggerakkan membeli pakaian, beli sepatu, dan sebagainya dari produk Indonesia,” kata Trenggono saat wawancara bersama Radio Elshinta, Rabu (19/8/2020).
Baca juga: Wamenhan Sebut Bela Negara Akan Diterapkan hingga SD dan Usia Dini
“Bagaimana kalau saya makan buah mangga, saya enggak mau makan buah impor, saya pengen makan buah Indonesia, ini juga menjadi bagian cinta kepada bangsanya, karena kalau tidak nanti akan kita akan menjadi obyek bagi bangsa lain,” tutur dia.
Trenggono mengatakan, program bela negara merupakan bentuk kewaspadaan dalam menjaga bangsa dari segala bentuk ancaman.
Ancaman saat ini, kata dia, tidak selalu berbentuk serangan militer, namun juga bisa dengan masuknya budaya luar ke Indonesia.
Baca juga: Wamenhan Sebut Program Bela Negara Tidak Wajib
“Sebenarnya dalam satu kehidupan itu kita harus waspada, misalnya musik-musik Indonesia tidak mendapatkan tempat, lalu kemudian dibanjiri dengan musisi-musisi dari luar, itu serangan,” kata Tenggono
“Jadi serangan itu bukan melulu seperti militer, misalnya pesawat tempur perang dengan senjata. bukan, serangan macam-macam melalui media sosial juga bisa,” tutur dia.
Trenggono mengungkapkan, satu alasan program bela negara adalah akibat dampak dari perkembangan teknologi informasi yang pesat.
Ia mencontohkan musik pop dari Korea Selatan yang bisa memengaruhi dunia.
Baca juga: Wamenhan: Pendidikan Bela Negara Bukan Pendidikan Militer
"Kita lihat seperti negara Korea, negara yang menurut saya dibandingkan Indonesia kan besaran Indonesia, tapi dia melalui K-POP bisa membanggakan negaranya, bisa memengaruhi seluruh dunia. Seperti itu kan juga menjadi suatu yang penting," ungkap Trenggono.
Lebih lanjut Trenggono menjelaskan, saat ini implementasi program bela negara masih dalam tahap pembahasan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menurut Trenggono, program bela negara akan disiapkan untuk semua kalangan. Rencananya, setelah universitas, program tersebut akan diturunkan ke sekolah.
"Kami turunkan lagi ke level SMA, kemudian SMP, kemudian sekolah dasar, dan nanti ke usia dini," ucap Trenggono.
Dia menuturkan, salah satu konsep program bela negara untuk usia dini adalah merumuskan peran orangtua untuk ikut terlibat.
Baca juga: Wamenhan Sebut Program Bela Negara sebagai Bentuk Kewaspadaan
"Seperti memberikan dongeng-dongeng sebelum tidur kepada putra-putrinya, ditemani tidur kemudian didongengkan tentang Indonesia , bagaimana sejarah Indonesia , bagaimana budaya Indonesia," tutur dia.
Menurut Trenggono, program bela negara untuk mahasiswa nantinya digabungkan dengan program Merdeka Belajar milik Kemendikbud.
Dia pun menegaskan, program pendidikan bela negara bukan merupakan pendidikan militer.
Trenggono juga menekankan, program bela negara tidak bersifat wajib, tapi sukarela. Artinya, mahasiswa mempunyai pilihan untuk ikut program tersebut atau tidak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.