JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, strain (tipe) baru dari mutasi virus Corona yang teridentifikasi di Malaysia dan Filipina bisa saja masuk ke Indonesia.
Namun, tipe baru hasil mutasi virus yang disebut lebih mudah menular itu hanya bisa masuk jika ada individu yang membawanya.
"Kalau bicara kemungkinan, bisa saja kalau ada orang dari daerah tertular membawa virus itu ya bisa saja. Artinya kemungkinan itu ada tapi sekali lagi belum ditemukan sampai saat ini (di Indonesia)," ujar Amin ketika dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (18/8/2020).
Baca juga: Mutasi Virus Corona Ditemukan di Filipina dan Malaysia, 10 Kali Lebih Menular
Menurut Amin, dari 16 tipe Virus Corona di Indonesia yang telah dikirim ke Bank Data Influenza Internasional atau Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), tidak ditemukan tipe virus yang menyerupai yang ditemukan di Malaysia dan Filipina baru-baru ini.
Dengan kata lain, kata Amin, virus tipe G614 itu saat ini baru ditemukan di beberapa tempat saja.
Amin juga mengatakan, mutasi Virus Corona terjadi secara acak (random).
Jika suatu kondisi menguntungkan bagi virus, ia bisa bertahan dan bermutasi. Sebaliknya, kondisi yang tidak menguntungkan bisa mematikan virus.
Kemudian, dari keseluruhan Virus Corona yang bertahan, tidak semua bermutasi dari tipe D ke tipe G.
"Dari yang survive tidak semua mutasi dari D menjadi G. Di Indonesia juga ada beberapa mutasi tapi tidak sampai seperti itu," ujar Amin.
Sebelumnya diberitakan, sebuah strain mutasi virus corona baru, SARS-CoV-2, yang diyakini jauh lebih mudah menular (infectious) daripada varian asli virus corona yang menyebabkan Covid-19 telah dideteksi di Filipina dan Malaysia.
Baca juga: WHO Khawatir Penyebaran Virus Corona oleh Orang Usia 20 hingga 40 Tahun
Melansir Straits Times, Senin (17/8/2020), menurut Pusat Genom Filipina, strain G614, dengan genotipe asli D614, dideteksi dalam sebuah sampel kasus positif dalam jumlah kecil dari Quezon City.
"Pada bulan Juni, D614 dan G614 telah dideteksi dalam sebuah sampel kecil dari kasus-kasus positif," kata pihak Pusat Genom Filipina.
"Meskipun informasi ini mengonfirmasi adanya G614 di Filipina, kami mencatat bahwa seluruh sampel yang diuji berasal dari Quezon City dan kemungkinan tidak mewakili seluruh negara," ujar dia.
Mutasi ini mengubah asam amino pada posisi 614, dari D (asam aspartat) menjadi G (glisin), sehingga disebut D614G.
Artinya, jenis D614 di awal berubah menjadi G614 saat ini. Sebelumnya, D614G juga telah dideteksi keberadaannya di Malaysia.
Seperti diberitakan Straits Times, Minggu (16/8/2020), mutasi D614G ditemukan oleh Institut Penelitian Medis Malaysia dalam 4 kasus dari 2 klaster Covid-19 di negara tersebut.
Baca juga: Belasan Pegawai Tertular Virus Corona, Giant Margo City Depok Jadi Klaster Covid-19
Adapun klaster yang dimaksud adalah Sivagangga dan Ulu Tiram.
Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan, dengan penemuan mutasi ini, orang-orang harus lebih hati-hati dan melanjutkan sikap disiplin dalam menerapkan langkah-langkah keamanan seperti menjaga jarak fisik, kebersihan, dan menggunakan masker.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.