Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BP2MI Diminta Gandeng BNPT Bekali Calon Pekerja Migran soal Terorisme dan Radikalisme

Kompas.com - 16/08/2020, 17:58 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah meminta Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk membekali para calon pekerja migran Indonesia (PMI) dengan informasi mengenai indikasi terorisme serta radikalisme.

Menurutnya, pembekalan mengenai informasi tersebut perlu dilakukan sebelum para PMI berangkat hingga kembali ke Tanah Air.

“Pembekalan terhadap isu terorisme menjadi salah satu kebutuhan yang harus diberikan kepada para PMI kita,” kata Deputi V Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan HAM Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani dalam diskusi yang digelar oleh BP2MI, Minggu (16/8/2020).

"BP2MI dapat bekerja sama dengan BNPT memberikan pembekalan terkait indikasi ideologi dan ajaran yang mengarah kepada terorisme, melalui penyebaran paham keagamaan yang ekstrem yang menyasar kalangan PMI,” tambahnya.

Baca juga: BP2MI Komitmen Perangi Sindikat Pengiriman Migran Ilegal

Selain itu, BP2MI juga diminta bekerja sama dengan perwakilan RI di luar negeri dan pemerintah setempat dalam rangka memberikan pembekalan lanjutan hingga pengawasan.

Pemerintah pun berharap agar keberangkatan PMI untuk bekerja di negara lain tidak malah menjadi jalur masuknya radikalisme.

Sebab, Jaleswari menuturkan, PMI berpotensi besar terpapar sejumlah konten negatif karena memiliki akses informasi yang terbatas.

“Kemungkinan keterbatasan mereka dalam melakukan cek dan recheck terhadap sumber-sumber informasi, kebutuhan rohani yang seharusnya mengarahkan mereka pada pandangan keagamaan yang moderat dan memberi ketenangan rohani,” tutur Jaleswari.

Baca juga: BP2MI Terbitkan SE Penempatan Pekerja Migran Indonesia Saat New Normal

“Justru sebaliknya, dapat menjadi petaka, mendorong mereka menjadi terpapar ekstremisme kekerasan,” sambung dia.

Sementara itu, ia berpesan agar penanganan terhadap PMI yang sudah terpapar menggunakan perspektif korban.

Menurut Jaleswari, para PMI tersebut perlu dianggap sebagai korban karena tidak ada yang berangkat dengan motivasi terkait terorisme.

“Kami yakin pada dasarnya mereka tidak memiliki tujuan dan motivasi terkait ekstremisme kekerasan atau terorisme ketika berangkat meninggalkan keluarga dan Tanah Air,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com