Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ingin ASEAN Terjebak Rivalitas, Indonesia Inisiasi Pernyataan Bersama

Kompas.com - 13/08/2020, 15:45 WIB
Tsarina Maharani,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia menjadi inisiator lahirnya pernyataan bersama yang dikeluarkan Menlu ASEAN pada HUT ASEAN ke-53 yang jatuh pada 8 Agustus 2020.

Retno menyebut, Indonesia ingin agar ASEAN menjadi lokomotif bagi perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan di kawasan Asia Tenggara, khususnya dalam menghadapi pandemi Covid-19 saat ini.

"Kita tahu situasi saat ini menghadirkan tantangan yang semakin berat agar ASEAN dapat melanjutkan peran ini. ASEAN tidak perlu dan tidak boleh terjebak dalam rivalitas negara-negara besar di kawasan," kata Retno dalam konferensi pers secara daring, Kamis (13/8/2020).

"Dan sebaliknya, kerja sama dan kolaborasi harus diperkuat. ASEAN justru harus terus memberikan dorongan bagi upaya mempererat kerjasama dan kolaborasi di kawasan," kata dia.

Baca juga: HUT Ke-53 ASEAN, 150 Kotak Bantuan Covid-19 Dikirim ke Keluarga Peru

Ia menegaskan bahwa prinsip-prinsip yang ada dalam Treaty of Amity and Cooperation (TAC), The Zone of Peace Freedom and Neutrality (Zopfan) dan Bali Principles harus dipertegas kembali.

Menurut Retno, inisiatif Indonesia itu disambut baik oleh negara-negara anggota ASEAN.

"Saya ingin menyampaikan apresiasi terhadap Vietnam selaku Ketua ASEAN dan negara anggota ASEAN lainnya yang menyambut baik inisiatif Indonesia ini, serta memperkuat draf yang telah disiapkan oleh Indonesia," ujar dia. 

Pernyataan yang diusulkan Indonesia kemudian dikembangkan serta diperkuat oleh negara ASEAN melalui proses pembahasan matang.

Menlu ASEAN pun mengeluarkan delapan pesan utama terkait pentingnya menjaga kedamaian dan stabilitas di Asia Tenggara (ASEAN Foreign Ministiers' Statement on The Importance of Maintaining Peace and Stability in Southeast Asia).

Dalam pernyataannya, delapan pesan utama Menlu ASEAN yaitu sebagai berikut:

1. Menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang damai, aman, netral, dan stabil.

2. ASEAN tetap bersatu, kohesif, dan miliki ketahanan dalam memajukan prinsip-prinsip dalam ASEAN Charter.

3. Pentingnya menjaga semua prinsip yang tertera dalam TAC (Treaty of Amity and Cooperation), ZOPFAN (The Zone of Peace, Freedom and Neutrality), dan Bali Principles.

Baca juga: 6.352 Kasus Baru Corona di Filipina, Peningkaan Harian Tertinggi di ASEAN

4. Meminta semua pihak untuk menahan diri dari aktivitas yang dapat meningkatkan eskalasi di kawasan.

5. Meminta agar terus dibangun strategic trust di kawasan dengan cara-cara damai melalui dialog dan kerja sama.

6. Menegaskan sentralitas ASEAN dan melanjutkan kerja sama dengan mitra ASEAN melalui ASEAN-led mechanism.

7. Menegaskan prinsip yang ada dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pasifik (AOIP).

8. Menegaskan dukungan terhadap prinsip-prinsip multilateralisme sesuai Piagam PBB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com