JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Bintang Ayu Puspayoga mengatakan, peran perempuan dalam sektor ekonomi terutama sebagai pelaku usaha sangat besar di Indonesia.
Berdasarkan data perkembangan tahun 2014-2018 di Indonesia, dari 64 juta unit usaha kecil menengah di Indonesia, 99,99 persennya adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Dari 99,99 persen usaha mikro kecil dan menengah tersebut 50 persennya adalah perempuan," kata Bintang dalam webinar bertajuk 'Strategi dan Peluang Bagi Perempuan Pelaku Usaha Mikro Go-Digital', Rabu (12/8/2020).
Ia mengatakan, perkembangan perempuan yang berkecimpung dalam dunia UMKM itu juga berjasa dalam menyumbang ekonomi nasional.
"Perempuan-perempuan yang menjadi pelaku usaha dari mayoritas UMKM di Indonesia tentu sangat berjasa dalam menyumbang ekonomi bangsa," ucap dia.
Baca juga: Perempuan Kepala Keluarga Ikut Terdampak Pandemi, Ini Kata Menteri PPPA
Pihaknya pun meluncurkan kelas inkubasi Sispreneur yang ditujukan untuk kalangan perempuan pelaku usaha mikro, Rabu.
Program tersebut bekerja sama dengan PT XL Axiata Tbk dan bertekad untuk menghubungkan perempuan pelaku usaha mikro hingga akhir 2020 dengan teknologi digital.
"Saya menyampaikan apresiasi atas sinergi yang telah dibangun antara Kemen PPPA dengan PT XL Axiata Tbk yang telah menginisiasi Program Sispreneur," katanya.
Sasaran perempuan pelaku usaha mikro dalam program Sispreneur adalah 200 perempuan pelaku usaha mikro binaan lembaga masyarakat mitra Kementerian PPPA, yakni Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK), Kapal Perempuan, dan Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA).
Bintang mengatakan, pelatihan kewirausahaan ini bisa menjadi solusi menghadapi tantangan baru terutama di masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Menteri PPPA Minta Dana Desa Dimanfaatkan untuk Perempuan dan Anak
Kelas inkubasi akan dilaksanakan secara online, menyesuaikan dengan protokol kesehatan.
Peserta kelas inkubasi juga tersebar di empat provinsi, yaitu Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Adapun tiga hal pokok mendasar yang diajarkan adalah product ready, yaitu membangun pola pikir seorang perempuan pelaku wirausaha (womenpreneur) menyangkut pengembangan usaha secara nyata, baik dari sisi manajemen keuangan, hingga pemilihan produk.
Kedua, market ready, mendidik para perempuan pelaku usaha mikro untuk bisa memastikan kualitas produk sesuai dengan target market yang disasar.
Sementara yang terakhir adalah, digital and marketplace ready, mengajarkan para perempuan pelaku usaha mikro cara menggunakan channel promosi agar bisa lebih menjual seperti di platform media sosial dan market place.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.