JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, saat ini di bayi yang memperoleh air susu ibu (ASI) eksklusif di Indonesia masih di bawah 50 persen.
Hal tersebut berdasarkan data Kementerian Kesehatan ( Kemenkes) terkait ASI eksklusif.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa lebih dari setengah anak-anak di Indonesia tak memperoleh ASI eksklusif.
"Menurut data Kemenkes bayi yang memperoleh ASI eksklusif di Indonesia masih di bawah 50 persen. Artinya, masih lebih dari setengah anak-anak Indonesia tidak memperoleh haknya untuk mendapatkan ASI ekslusif," ujar Wapres Ma'ruf Amin dalam acara peringatan Pekan Menyusui Sedunia 2020, Rabu (12/8/2020).
Baca juga: Wapres Minta Suami dan Keluarga Dukung Para Ibu Berikan ASI Eksklusif
Wapres Ma'ruf Amin menyayangkan angka itu. Pasalnya, mendapatkan ASI eksklusif merupakan salah satu hak yang harus diperoleh anak-anak.
Dengan adanya fakta ini, maka persoalan ASI menjadi pekerjaan rumah semua pihak.
Terutama untuk mendorong dan mendukung para ibu menyusui agar memberikan ASI-nya selama enam bulan pertama hingga anak berusia dua tahun.
Pemberian ASI selama enam bulan pertama merupakan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dalam rangka melanjutkan pertumbuhan otak, hati, dan sistem imunnya.
Baca juga: Ibu Milenial Hadapi Tekanan Mental Saat Memberikan ASI
Kemudian, setelah anak berusia lebih dari enam bulan. ASI tetap harus diberikan hingga dua tahun bersamaan dengan makanan pendamping ASI.
"Ketika gizi anak dapat dipenuhi, maka pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitifnya akan menjadi optimal. Pemberian ASI akan memperkuat hubungan emosional antara ibu dengan bayinya," kata Wapres Ma'ruf Amin.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan