Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Bayi yang Memperoleh ASI Eksklusif di Bawah 50 Persen

Kompas.com - 12/08/2020, 12:49 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, saat ini di bayi yang memperoleh air susu ibu (ASI) eksklusif di Indonesia masih di bawah 50 persen.

Hal tersebut berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait ASI eksklusif.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa lebih dari setengah anak-anak di Indonesia tak memperoleh ASI eksklusif.

"Menurut data Kemenkes bayi yang memperoleh ASI eksklusif di Indonesia masih di bawah 50 persen. Artinya, masih lebih dari setengah anak-anak Indonesia tidak memperoleh haknya untuk mendapatkan ASI ekslusif," ujar Wapres Ma'ruf Amin dalam acara peringatan Pekan Menyusui Sedunia 2020, Rabu (12/8/2020).

Baca juga: Wapres Minta Suami dan Keluarga Dukung Para Ibu Berikan ASI Eksklusif

Wapres Ma'ruf Amin menyayangkan angka itu. Pasalnya, mendapatkan ASI eksklusif merupakan salah satu hak yang harus diperoleh anak-anak.

Dengan adanya fakta ini, maka persoalan ASI menjadi pekerjaan rumah semua pihak.

Terutama untuk mendorong dan mendukung para ibu menyusui agar memberikan ASI-nya selama enam bulan pertama hingga anak berusia dua tahun.

Pemberian ASI selama enam bulan pertama merupakan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dalam rangka melanjutkan pertumbuhan otak, hati, dan sistem imunnya.

Baca juga: Ibu Milenial Hadapi Tekanan Mental Saat Memberikan ASI

Kemudian, setelah anak berusia lebih dari enam bulan. ASI tetap harus diberikan hingga dua tahun bersamaan dengan makanan pendamping ASI.

"Ketika gizi anak dapat dipenuhi, maka pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitifnya akan menjadi optimal. Pemberian ASI akan memperkuat hubungan emosional antara ibu dengan bayinya," kata Wapres Ma'ruf Amin.

Dengan pertumbuhan anak yang optimal, maka Indonesia pun ke depannya akan mempunyai generasi yang sehat, cerdas dan produktif.

Sementara itu Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, berdasarkan data riset kesehatan dasar 2018, capaian inisiasi menyusu dini (IMD) sebesar 58,2 persen.

Baca juga: Warna ASI: Perubahan dan Artinya

Dari hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, kata dia, diketahui bahwa bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia sebesar 52 persen.

"Cakupan IMD dan ASI eksklusif ini tentunya harus terus kita tingkatkan. Banyak manfaat dari pemberian ASI," kata dia.

Berdasarkan hasil kajian global The Lancet Breastfeeding Series 2016, kata dia, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan terkait pemberian ASI eksklusif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com