JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Fachrul Razi mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan sekelompok massa terhadap acara keluarga yang tengah menggelar midodareni di rumah seorang warga di wilayah Metrodanan, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.
Fachrul mengatakan, peristiwa tersebut merupakan bentuk kekerasan dan intoleransi yang tidak bisa dibenarkan atas alasan apapun.
“Saya mengecam intoleransi yang terjadi di Solo," kata Fachrul melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (11/8/2020).
Baca juga: Ganjar Dukung Pengusutan Kasus Pengeroyokan dan Perusakan Acara Midodareni di Solo
Atas peristiwa itu, Fachrul mengaku bakal meminta Kantor Wilayah Kemenag Jawa Tengah berdialog dengan para tokoh agama dan aparat.
"Saya minta jajaran Kanwil Kemenag Jawa Tengah untuk lebih mengintensifkan dialog dengan melibatkan tokoh agama dan aparat sehingga tindak kekerasan yang mengatasnamakan agama tidak terjadi,” ujarnya.
Pesan yang sama disampaikan Fachrul kepada seluruh jajaran Kanwil Kemenag Provinsi di seluruh Indonesia.
Ia meminta supaya dialog antar tokoh agama, berbagai lapisan masyarakat, dan aparat terus diintensifkan agar terbangun kesadaran bersama untuk meningkatkan kerukunan umat beragama.
“Pusat Kerukunan Umat Beragama dan FKUB di kabupaten/kota agar dapat mengambil inisiatif untuk memfasilitasi proses dialog antar pihak dalam menyikapi setiap dinamika kehidupan dan kerukunan, sehingga tidak terjadi anarkisme,” ujar Fachrul.
Baca juga: Pembentukan FKUB Tingkat Nasional Tak Jadi Kebutuhan Atasi Konflik dan Intoleransi
Terkait tindakan kekerasan di Solo, Fachrul berharap aparat segera menyelesaikan persoalan ini sesuai dengan koridor hukum.
Para pelaku, kata Fachrul, harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka sesuai undang-undang yang berlaku.
“Indonesia adalah negara majemuk, semua pihak harus saling menghormati. Karenanya, tidak ada tempat bagi intoleransi di negara ini,” kata dia.
Untuk diketahui, pada Sabtu (8/8/2020) sekitar pukul 17.45, sekelompok massa membubarkan acara keluarga yang menggelar midodareni di rumah seorang warga di wilayah Metrodanan, Pasar Kliwon, Solo.
Berdasar keterangan polisi, ada puluhan orang yang mendatangi rumah itu dan meminta acara dibubarkan.
Baca juga: Ganjar Dukung Pengusutan Kasus Pengeroyokan dan Perusakan Acara Midodareni di Solo
Peristiwa itu kemudian berujung pada penganiayaan terhadap tiga orang anggota keluarga yang datang dalam acara tersebut. Selain itu, sejumlah kendaraan yang ada di lokasi kejadian tersebut juga dirusak oleh massa.
Kurang dari 24 jam, polisi pun berhasil menangkap 2 orang pelaku yang diduga terlibat dalam penganiayaan dan perusakan itu.
"Kurang dari satu kali 24 jam kami bisa mengamankan dua orang pelaku," kata Kepala Kepolisian Resor Kota (Polresta) Surakarta, Komisaris Besar Andy Rifai, Senin (10/8/2020), dilansir dari Kompas.id.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.