Namun, selanjutnya pada 26 Juli dan 2 Agustus 2020 mulai terlihat penambahan daerah untuk zona risiko sedang.
Oleh karena itu, ia pun meminta agar Pemprov Jawa Barat tidak lengah dan tetap mengingatkan masyarakatnya untuk menerapkan protokol kesehatan.
"Mobilitas kita harus terjaga, karena Jawa Barat sebagian kabupaten/kota bersinggungan dengan kabupaten/kota lain. Jadi harus sangat dijaga," kata dia.
Contohnya, Depok yang merupakan wilayah dengan kasus Covid-19 tertinggi di Jawa Barat dikarenakan mobilitas masyarakatnya cukup tinggi.
Daerah seperti demikian, kata Dewi, harus diperhatikan dengan ekstra, terlebih pemicu kasusnya adalah mobilitas penduduknya.
"Jadi harus hati-hati terutama yang kerjanya mobile dari daerah satu ke daerah lain," kata dia.
Baca juga: Melihat Tren Lonjakan Kasus Covid-19 di Depok Setelah PSBB Diperlonggar
Kota Depok menjadi wilayah di Jawa Barat dengan kasus kumulatif Covid-19 paling tinggi. Hal tersebut berdasarkan data terakhir pada Minggu (9/8/2020).
"Posisi kabupaten/kota di Jawa Barat yang tertinggi itu di Kota Depok dan peringkat 17 secara nasional dari 514 kabupaten/kota di Indonesia," ujar Dewi.
Namun apabila dibandingkan dengan jumlah daerah dengan dibagi per 100.000 penduduk, Kota Depok berada di peringkat 68 di antara wilayah lainnya di Indonesia.
Pembagian dengan angka 100.000 penduduk tersebut dimaksudkan agar dapat melihat laju penularan Covid-19.
Ia mengatakan, mobilitas penduduk Depok yang sangat tinggi ke area seputar Jabodetabek menjadi penyebab mengapa kasus positif Covid-19 di daerah itu tinggi.
"Derah ini harus punya ekstra perhatian khusus karena mobilitas penduduk Jabodetabek sudah seperti satu area yang tak terpisahkan. Jadi harus hati-hati terutama yang kerjanya mobile dari daerah satu ke daerah lain," kata dia.
Berdasarkan data per 9 Agustus 2020, lima wilayah di Jawa Barat dengan kasus Covid-19 tertinggi adalah Kota Depok sebanyak 1.292, Kota Bekasi sebanyak 947, Kota Bandung sebanyak 700, Kabupaten Bekasi 475 kasus, dan Kabupaten Bogor sebanyak 442.
Sementara untuk lima wilayah di Jawa Barat yang kasus Covid-19-nya rendah adalah Kota Banjar sebanyak 12 kasus, Ciamis 15 kasus, Pangandaran 24 kasus, Kota Tasikmalaya 26 kasus, dan Majalengka 34 kasus.
Adapun lima wilayah dengan kenaikan kasus tertinggi adalah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cirebon, Kota Cimahi, dan Kota Sukabumi.
Hal tersebut menyebabkan kenaikan kasus positif Covid-19 di Jawa Barat mengalami kenaikan 50,6 persen di pekan terakhir awal Agustus ini.
Klaster Covid-19 Jawa Barat
Jawa Barat sendiri memiliki 150 klaster Covid-19 dengan total 476 kasus.
Dari sejumlah klaster tersebut, permukiman paling banyak ditemukan, yakni mencapai 111 klaster. Hal tersebut berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Barat 27 Juli 2020.
"Per 27 Juli 2020 ada 150 klaster di Jawa Barat dengan total 476 kasus. Paling banyak di permukiman dengan 111 klaster, total 208 kasus," ujar Dewi.
Baca juga: Satgas: Ada 150 Klaster Covid-19 di Jawa Barat, Permukiman Paling Banyak
Dari analisis data, DKI Jakarta dan Jawa Timur juga menunjukkan bahwa klaster permukiman menjadi yang paling tinggi.
"Karena wilayah keluarga atau ada saudara yang berkunjung atau ketika ada kegiatan pergi ke warung, isi bensin, dan sebagainya. Ini harus hati-hati," kata dia.
Selain klaster permukiman, di Jawa Barat juga ditemukan klaster di fasilitas kesehatan (faskes) yang mencapai 28 klaster dengan 177 kasus.
Dewi mengatakan, klaster faskes di Jawa Barat terdapat paling banyak di rumah sakit yang mencapai 24 klaster dengan 156 kasus.