Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Wacana Pencapresan Prabowo Jadi Strategi Tingkatkan Elektabilitas

Kompas.com - 10/08/2020, 05:58 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, wacana pencapresan Ketua Umum Partai Gerindra tidak serius. Menurut Pangi, hal tersebut hanya menjadi strategi untuk mendongkrak elektabilitas Gerindra pada Pemilu 2024.

Sebab, saat ini Gerindra belum memiliki tokoh sentral selain Prabowo. Ia menambahkan, jika nantinya Prabowo diusung sebagai capres, target utamanya bukan untuk menang, tetapi meningkatkan elektabilitas partai.

Baca juga: Kans Prabowo Pada Pemilu 2024 di Tengah Desakan Kader...

"Kan Prabowo terpilih lagi (sebagai Ketua Umum Gerindra) salah satunya meningkatkan suara Gerindra. Ini polanya sama. Maju capres bukan untuk jadi presiden," kata Pangi kepada Kompas.com, Minggu (9/8/2020).

Kendati demikian, Pangi mengatakan, strategi tersebut belum tentu ampuh. Pasalnya, ia berpendapat sebagian pemilih Gerindra ada yang kecewa dengan Prabowo lantaran memilih masuk dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Selain itu, kata Pangi, elektabilitas Prabowo belum tentu tetap paling tinggi hingga Pemilu 2024, karena saat ini belum ada tokoh lain yang menyatakan maju sebagai capres.

Pangi pun menambahkan, elektabilitas Prabowo ke depannya juga bergantung pada kesuksesan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sebab, mantan Danjen Kopassus itu kini menjadi bagian dari pemerintahan.

Baca juga: Prabowo Kembali Jadi Ketum, Pengamat: Gerindra Masih Kurang Percaya Diri

"Kalau kemudian orang kecewa dengan gabungnya Gerindra ke pemerintahan dan prestasi Jokowi tak moncer, maka sebenarnya punya dampak ke Prabowo dan Gerindra juga," lanjut dia.

Sebelumnya, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan adanya permintaan dari para kader agar Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden pada 2024.

Namun, permintaan tersebut belum diputuskan Prabowo dalam Kongres Luar Biasa (KLB) hari ini.

"Pak Prabowo tadi di hadapan Kongres Luar Biasa mengatakan bahwa tentang hal tersebut akan diputuskan satu tahun atau satu setengah tahun sebelum pemilihan presiden," kata Muzani seusai KLB Gerindra, di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/8/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com