JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Muhammadiyah Covid-19 Command Centre ( MCCC) Deni Wahyudi Kurniawan menilai, pendekatan keteladanan diperlukan dalam mendorong masyakat untuk patuh mengikuti protokol kesehatan.
Menurut Deni, keteladanan dalam protokol kesehatan yang diberikan tokoh masyarakat pada berbagai kegiatan seperti menggunakan masker dengan sendirinya akan diikuti masyarakat.
“Bahwa memang keteladanan ini yang paling penting, kalau misalkan kiai, ustaz, DKM mensyaratkan memakai masker, masyarakat saya kira banyak yang bisa mengikuti,” kata Deni dalam diskusi di Graha BNPB, Jumat (7/8/2020).
Baca juga: Muslimah NU Diminta Tegas pada Suami dan Anak dalam Penerapan Protokol Kesehatan
Oleh karena itu, Muhammadiyah membuat aturan pada lembaga pendidikan yang mengharuskan pimpinannya menggunakan masker.
Kemudian, kata Deni, pimpinan dan tokoh masyarakat juga diminta untuk memberikan pesan pentingnya memakai masker agar masyarakat terlindung dari virus Covid-19.
“Kami juga di sekolah-sekolah dan juga kampus membuat sebuah peraturan begitu ya, pimpinannya menggunakan masker,” ujar Deni.
“Jadi keteladanan dan juga pesan yang terus-menerus, supaya masyarakat sadar untuk melaksanakan itu,” kata dia.
Sebab, berdasarkan survei yang dilakukan Muhammadiyah, masih ada masyarakat yang belum sadar pentingnya penggunaan masker terutama di wilayah informal.
Namun, lebih banyak yang sadar menggunakan masker di tempat ibadah dan perkantoran.
“Memang tantangannya adalah yang di jalanan, fasilitas informal di pasar, tongkrongan, ini yang yang harus kita teruskan kampanyekan,” kata Deni.
“Survei kami menemukan kalau di perkantoran dan juga di tempat ibadah itu lumayan cukup tinggi ya di atas 70 persen sudah memakai masker,” tutur dia.
Baca juga: Cerita Pasien Covid-19, Terinfeksi Setelah Protokol Kesehatan Kendur
Oleh sebab itu, Muhammadiyah melakukan pendekatan secara langsung dengan memberi pesan kepada masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu, lanjut Deni, pendekatan melalui media juga dilakukan agar menjangkau lebih banyak orang.
“Artinya mencoba sosialisasi, dengan cara langsung memberikan pesan pada masyarakat yang mungkin belum menyadari hal itu,” ujar Deni.
“Pendekatannya harus kita sesuaikan dengan masyarakat, ada yang bisa di sentuh dengan medsos, ada yang harus ketemu langsung, ada yang melalui media secara umum. Jadi memang semua channel harus kita gunakan,” tutur dia.