Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE 7 Agustus: 1.279 WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri, 3 Kasus Baru di Ethiopia

Kompas.com - 07/08/2020, 11:34 WIB
Devina Halim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Data Kementerian Luar Negeri menunjukkan adanya penambahan warga negara Indonesia (WNI) yang terkonfirmasi Covid-19 di luar negeri.

Selama 6-7 Agustus 2020, ada tiga kasus baru di Ethiopia.

Dengan begitu, hingga Jumat (7/8/2020) pukul 08.00 WIB, jumlah WNI positif Covid-19 mencapat 1.279 orang.

“Total WNI terkonfirmasi Covid-19 di luar negeri adalah 1.279, terdiri dari 848 sembuh, 111 meninggal, dan 320 dalam perawatan,” tulis Kemenlu melalui akun Twitter resminya, Jumat.

Dalam 24 jam terakhir, Kemenlu mencatat pasien sembuh bertambah tiga orang di Malaysia.

Akumulasi pasien sembuh menjadi 848 orang atau 66,2 persen dari total kasus.

Sementara itu, pasien yang meninggal tak mengalami perubahan dibanding data pada Kamis (6/8/2020), yaitu sebanyak 111 WNI.

Berikut data sebaran 1.279 WNI terjangkit Covid-19 di luar negeri hingga Jumat (7/8/2020):

1. Amerika Serikat: 82 WNI (59 sembuh, 7 stabil, 16 meninggal)

2. Arab Saudi: 202 WNI (53 sembuh, 84 stabil, dan 65 meninggal)

3. Australia: 2 WNI (stabil)

4. Bahrain: 1 WNI (sembuh)

5. Bangladesh: 1 WNI (stabil)

6. Belanda: 8 WNI (3 sembuh, 1 stabil, 4 meninggal)

7. Belgia: 3 WNI (sembuh)

8. Brunei Darussalam: 5 WNI (sembuh)

9. Chile: 1 WNI (stabil)

10. Ekuador: 1 WNI (sembuh)

11. Ethiopia: 4 WNI (1 sembuh, 3 stabil)

12. Filipina: 2 WNI (1 sembuh, 1 stabil)

13. Finlandia: 1 WNI (sembuh)

14. Ghana: 1 WNI (meninggal)

15. Hong Kong (RRT): 4 WNI (stabil)

16. India: 75 WNI (sembuh)

17. Inggris: 20 WNI (17 sembuh, 3 meninggal)

18. Irlandia: 1 WNI (sembuh)

19. Italia: 3 WNI (sembuh)

20. Jepang: 2 WNI (sembuh)

21. Jerman: 12 WNI (7 sembuh, 4 stabil, 1 meninggal)

22. Kamboja: 3 WNI (2 sembuh, 1 stabil)

23. Kazakhstan: 2 WNI (1 sembuh, 1 stabil)

24. Korea Selatan: 12 WNI (7 sembuh, 5 stabil)

25. Uzbekistan: 10 WNI (stabil)

26. Timor-Leste: 1 WNI (stabil)

27. Kuwait: 104 WNI (97 sembuh, 4 stabil, 3 meninggal)

28. Kanada: 6 WNI (2 sembuh, 4 stabil)

29. Lebanon: 1 WNI (stabil)

30. Maladewa: 6 WNI (1 sembuh, 4 stabil, 1 meninggal)

31. Makedonia Utara: 1 WNI (sembuh)

32. Makau (RRT): 3 WNI (sembuh)

33. Malaysia: 168 WNI (52 sembuh, 114 stabil, 2 meninggal)

34. Meksiko: 2 WNI (1 sembuh, 1 stabil)

35. Mesir: 10 WNI (4 sembuh, 6 stabil)

36. Nigeria: 2 WNI (sembuh)

37. Oman: 4 WNI (2 sembuh, 2 stabil)

38. Pakistan: 33 WNI (sembuh)

39. Prancis: 4 WNI (3 sembuh, 1 stabil)

40. Uni Emirat Arab: 58 WNI (49 sembuh, 4 stabil, 5 meninggal)

41. Qatar: 111 WNI (105 sembuh, 5 stabil, 1 meninggal)

42. Rusia: 19 WNI (sembuh)

43. Singapura: 57 WNI (47 sembuh, 8 stabil, 2 meninggal)

44. Spanyol: 13 WNI (sembuh)

45. Sudan: 17 WNI (6 sembuh, 11 stabil)

46. Swedia: 1 WNI (stabil)

47. Taiwan: 3 WNI (sembuh)

48. Thailand: 1 WNI (sembuh)

49. Turki: 3 WNI (1 sembuh, 1 stabil, 1 meninggal)

50. Vatikan: 8 WNI (sembuh)

51. Vietnam: 1 WNI (stabil)

52. Kapal Pesiar: 184 WNI (152 sembuh, 26 stabil, 6 meninggal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com