Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turunkan Angka Stunting, Mensos Usul Tambah Susu di Kartu Sembako

Kompas.com - 05/08/2020, 14:36 WIB
Ihsanuddin,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Juliari Batubara mengusulkan menambah komponen susu pada program Kartu Sembako atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Hal ini sebagai salah satu upaya meningkatkan gizi anak Indonesia sehingga angka stunting dapat menurun.

"Kami mengusulkan antara lain menambah susu di salah satu bahan makanan di program Kartu Sembako atau BPNT tersebut, yang kami yakini bisa memberikan tambahan gizi," kata Juliari dalam konferensi pers usai rapat bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (5/8/2020).

Penambahan komponen susu ini nantinya bisa diatur untuk diberikan kepada keluarga yang terdapat ibu hamil atau anak usia dini.

Baca juga: Jokowi Bersyukur Angka Stunting Menurun, tetapi Belum Puas

Ia menambahkan, Kemensos juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk edukasi dan sosialisasi pencegahan stunting.

Dalam hal ini, Kemensos akan membekali para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dengan memberikan modul untuk menambah pengetahuan tentang stunting.

"Terkait juga yang dengan kemampuan para pendamping di dalam mendidik keluarga-keluarga penerima manfaat PKH, kami juga tadi meminta kepada Bapak menteri kesehatan agar juga memberikan modul-learning tambahan untuk menambah ilmu daripada pendamping tersebut," ujar dia.

Menurut Juliari, Presiden Jokowi sudah meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani agar program-program kerja dan anggaran terkait stunting dapat dikonsolidasikan.

Presiden ingin anggaran program kerja untuk stunting fokus di beberapa kementerian/lembaga saja.

Baca juga: Menko PMK: 54 Persen Angkatan Kerja Indonesia Pernah Mengalami Stunting

"Sehingga untuk mengukur keberhasilan dari program stunting ini pun lebih mudah terukur dan hasilnya dampaknya dirasakan secara nyata oleh masyarakat," kata Juliari.

Sebelumnya, saat membuka rapat, Presiden Jokowi menyebut, angka prevalensi stunting menurun dari 37 persen di 2013 menjadi 27,6 persen di 2019.

"Ada penurunan yang cukup lumayan, tapi saya kira ini tidak cukup. Kita harus menurunkan lebih cepat lagi," kata Presiden Jokowi.

Untuk itu, ia meminta seluruh jajaran terkait untuk terus fokus melakukan upaya penurunan angka stunting.

Dengan begitu, Indonesia bisa menurunkan angka stunting sesuai target yang telah ditetapkan pada 2024 mendatang.

Baca juga: Jokowi Sebut Stunting Masih Tinggi di 10 Provinsi Ini

"Target kita sesuai yang saya sampaikan, saya berikan ke Menteri Kesehatan, di 2024 kita turun menjadi 14 persen," kata Presiden Jokowi.

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.

Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal. Hal itu menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang serta prestasi sekolah yang buruk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com