JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo bersyukur bahwa angka prevalensi stunting terus menurun dari waktu ke waktu.
Kepala Negara menyebutkan, angka stunting sudah turun 9,4 persen dalam kurun waktu 6 tahun.
"Dari data yang saya miliki, ada perbaikan prevalensi stunting dari 37 persen di 2013 menjadi 27,6 persen di 2019," kata Jokowi dalam rapat terbatas 'Percepatan Penurunan Stunting' di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/8/2020).
"Ada penurunan yang cukup lumayan, tapi saya kira ini tidak cukup. Kita harus menurunkan lebih cepat lagi," ujar dia.
Baca juga: Menko PMK: 54 Persen Angkatan Kerja Indonesia Pernah Mengalami Stunting
Untuk itu, Jokowi meminta seluruh jajaran terkait untuk terus fokus melakukan upaya penurunan angka stunting.
Dengan begitu, Indonesia bisa menurunkan angka stunting sesuai target yang telah ditetapkan pada 2024 mendatang.
"Target kita sesuai yang saya sampaikan, saya berikan ke Menteri Kesehatan, di 2024 kita turun menjadi 14 persen," kata Jokowi.
Dalam menangani stunting ini, Jokowi meminta jajarannya fokus di sepuluh provinsi dengan angka stunting tertinggi.
Baca juga: Jokowi Sebut Stunting Masih Tinggi di 10 Provinsi Ini
Kesepuluh provinsi tersebut yakni Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah.
Jokowi juga meminta upaya pencegahan stunting di puskesmas dan posyandu tak berhenti di tengah pandemi Covid-19.
"Ini harus kita pastikan tetap berlangsung, tidak berhenti di tengah pandemi ini, yaitu pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil. Dan juga pemberian suplemen, vitamin A, bagi ibu yang menyusui dan makanan pendamping ASI," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.