JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, berdasarkan data Bank Dunia, angkatan kerja di Indonesia saat ini hanya sekitar 54 persen dan pernah mengalami stunting.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.
"Sekarang ini menurut Bank Dunia, angkatan kerja Indonesia 54 persen dan itu adalah mantan stunting," ujar Muhadjir ketika memberikan sambutan dalam webinar yang digelar Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Selasa (4/8/2020).
Baca juga: Menko PMK: 56 Persen Angkatan Kerja di Indonesia Tamatan SD dan SMP
Hal itu pula yang membuat kualitas angkatan kerja di Indonesia rendah, selain karena lemahnya sektor pendidikan dan kesehatan.
Muhadjir menuturkan, angkatan kerja yang pernah mengalami stunting sulit untuk ditingkatkan kualitasnya.
"Saya kira ini menjadi tugas tanggung jawab kita bersama. Ini perlu mendapatkan perhatian, betapa pentingnya kita menyiapkan rumah tangga, keluarga yang siap demi generasi yang akan datang," kata dia.
Baca juga: Menko PMK: Jumlah Rumah Tangga Miskin di Indonesia Capai 76 Juta
Muhadjir mengatakan, angka stunting Indonesia saat ini berada di kisaran 27 persen dan ditargetkan turun menjadi 14 persen pada 2024 mendatang.
Penurunan angka stunting tersebut harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar Indonesia tidak terus melahirkan generasi yang stunting.
Selain itu, kata Muhadjir, 56 persen angkatan kerja di Indonesia merupakan tamatan SMP, SD, bahkan tak tamat SD.
Begitu juga dengan pengangguran yang paling rendah merupakan tamatan SD dan SMP.
"Secara formal dia memang mendapat pekerjaan, tetapi dari segi penghasilan dan kualitas kerjanya, sebetulnya sangat rendah dan itu tidak mungkin membawa Indonesia menjadi negara maju," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.