JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendesa PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, BLT Dana Desa saat ini sudah mencapai 99 persen atau setara dengan 73.610 desa yang sudah menyalurkan BLT Dana Desa.
Artinya, tinggal 1 persen lagi Desa yang belum menyalurkan BLT dana desa.
Abdul Halim menilai, BLT dana desa merupakan kebijakan yang sangat tepat untuk membantu warga miskin sebagai upaya jaring pengaman sosial (JPS).
Baca juga: Mendes: Sudah Ada Alokasi Dana Desa untuk Perempuan Kepala Keluarga
“ Keluarga penerima manfaat sebanyak 7.883.073 KPM, di mana 31 persen (2.598.386 KPM) adalah perempuan kepala keluarga (PEKKA),” kata Abdul Halim dalam konferensi pers, Selasa (4/8/2020).
“Ini sangat menarik, karena yang terbanyak adalah yang belum terdata, itu artinya sangat tepat kebijakan BLT dana desa ini, dan menyentuh 31 persen penerima adalah perempuan kepala keluarga,” ucap dia.
Mendes mengatakan, dari jenis pekerjaan, keluarga penerima manfaat terbanyak adalah buruh tani, disusul pedagang, kemudian nelayan, buruh pabrik, sampai dengan guru.
“Kalau dilihat dari jenis pekerjaannya, 88 persen adalah petani dan buruh tani (6.946.133 KPM) kemudian, 4 persen nelayan dan buruh nelayan (315.028 KPM), 2 persennya buruh pabrik (156.310 KPM), lalu, 1 pesen guru (62.090 KPM), dan 5 persen adalah pedagang dan UMKM (394.345 KPM),” ujar Mendes Abdul Halim.
“Sampai dengan saat ini, dana yang sudah tersalur untuk BLT termin satu, maupun termin dua, itu R. 12,97 triliun,” kata dia.
Baca juga: Mendes: BLT Dana Desa yang Sudah Tersalur Mencapai Rp 10,83 Triliun
Kemudian, kata Mendes, untuk termin dua yang saat ini masuk bulan pertama, sudah cair sebesar Rp 73,61 miliar.
Pemerintah menyaluran BLT Dana Desa dalam dua gelombang. Masing-masing gelombang terdiri dari tiga tahapan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan