JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak pengumuman kasus Covid-19 perdana di Tanah Air pada 2 Maret 2020, penambahan kasus baru masih terus terjadi hingga Senin (3/8/2020).
Kini, total ada 113.134 kasus Covid-19 di Indonesia berdasarkan data hingga Selasa pukul 12.00 WIB.
Pada Senin, tercatat 1.679 kasus baru. Informasi tersebut disampaikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 kepada wartawan pada Senin sore.
Sementara itu, pasien sembuh bertambah sebanyak 1.262 orang.
Jumlah tersebut menambah akumulasi pasien sembuh menjadi 70.237 orang atau 62,1 persen dari total kasus.
Mereka dinyatakan sembuh setelah dua kali dinyatakan negatif virus corona berdasarkan hasil pemeriksaan melalui metode polymerase chain reaction (PCR).
Di sisi lain, pasien yang meninggal bertambah 66 orang sehingga totalnya menjadi 5.302 orang.
Sebanyak 1.552.141 spesimen dari 894.531 orang telah diperiksa.
Kemudian, pemerintah juga masih mencatat adanya 77.572 orang yang berstatus sebagai suspek.
Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), suspek merupakan istilah pengganti untuk pasien dalam pengawasan (PDP).
Dari penambahan kasus baru yang terjadi, data pemerintah menunjukkan Jawa Timur memiliki kasus baru tertinggi.
Pada 2-3 Agustus 2020, Jatim mendata 478 kasus baru sehingga total kasus di provinsi tersebut mencapai 22.982 kasus.
Baca juga: Sebaran Kasus Covid-19 di Indonesia 3 Agustus: Jatim Tertinggi
Tak berbeda jauh, DKI Jakarta mencatat 472 kasus baru dalam 24 jam. Secara keseluruhan, total kasus di Jakarta sebanyak 22.616 kasus.
Jumlah tersebut diikuti Sulawesi Selatan (97 kasus baru), Jawa Tengah (95 kasus baru), serta Sulawesi Utara (78 kasus baru).
Selain itu, ada pula daerah yang tidak mengalami penambahan kasus baru.
Provinsi yang dimaksud adalah Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, Papua, dan Nusa Tenggara Timur.
Menurut anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah, klaster penularan Covid-19 paling banyak terjadi permukiman padat. Klaster tersebut terjadi di DKI Jakarta dan Jatim.
"Bahwa klaster tertinggi yaitu klaster yang berasal dari permukiman atau lokal transmisi," kata Dewi dalam diskusi di Graha BNPB, Jakarta, Senin (3/8/2020).
Baca juga: Menurut Satgas, 5 Klaster Ini Jadi Penyumbang Angka Covid-19 Besar di Indonesia
"Jadi artinya ada seseorang yang positif kemudian mungkin yang tulari adalah keluarganya, keluarganya sudah keburu dia belanja ke warung, dia ikut arisan misalnya akhirnya mengenai orang-orang yang lain dalam satu wilayah yang sama," kata dia.
Klaster tertinggi kedua yakni pasar dan pusat pelelangan ikan. Hal itu disusul dengan klaster pusat pelayanan kesehatan.
Berikutnya, Dewi mengungkapkan soal klaster perkantoran dan rumah ibadah.
Semua pihak pun diingatkan untuk terus menerapkan protokol kesehatan ketika beraktivitas.
Dewi pun mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap potensi penularan virus yang mungkin terjadi dalam kegiatan sosial.
"Kegiatan sosial misalnya kita ketemu banyak orang, entah tahlilan, pengajian, pernikahan, pernikahan sudah mulai banyak nih, lamaran segala macam ini harus hati-hati," kata Dewi dalam diskusi di Graha BNPB, Jakarta, Senin (3/8/2020).
Lalu, masyarakat juga diingatkan agar tidak berkumpul ramai-ramai dalam kamar kos, apartemen, serta panti asuhan. Begitu pula dengan penggunaan transportasi umum.
"Jadi pastikan kita tetap waspada di manapun berada," ucap Dewi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.