JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Arie Rukmantara mengatakan, di masa pandemi antara ekonomi dan kesehatan memiliki kepentingan yang sama.
Dari sejarah pandemi flu tahun 1918, kata dia, antara ekonomi dan kesehatan tidak dibedakan karena saat itu Dinas Kesehatan Hindia-Belanda (sebelum nama Indonesia) menyadari pentingnya kedua aspek tersebut.
"Badan yang mengatur koordinasi antar lembaga selama pandemi menunjukkan bahwa tak perlu didikotomikan antara ekonomi dan kesehatan," ujar Arie dalam konferensi pers di BNPB, Senin (3/8/2020).
"Hindia-Belanda menyadari bahwa kesehatan dan ekonomi sama pentingnya untuk mencegah pandemi ini meluas supaya mereka juga tetap berkontribusi, memproduksi terutama rempah-rempah, sumber daya alam, dan lainnya," kata Arie yang juga menulis buku Yang Terlupakan: Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda.
Baca juga: Berkaca Sejarah Pandemi Flu 1918, Kebijakan Tegas soal Covid-19 Dinilai Perlu Ada
Arie mengatakan, pandemi flu tahun 1918 juga memunculkan terbentuknya organisasi yang berfokus pada kesehatan dan ekonomi.
Antara lain badan kesehatan dunia (WHO) yang terbentuk dari ide terlalu banyaknya wabah yang harus direspons secara global.
"Jadi harus direspons bersamaan secara global. Setelah berdiri PBB lalu ada WHO. Pada saat yang sama, perbincangan soal tata ekonomi dunia juga berlangsung," kata dia.
Sementara terkait ekonomi, berdiri pula lembaga-lembaga lainnya yang berkaitan dengan perekonomian.
Hal tersebut juga dinilai sekaligus menjadi salah satu dampak baik yang tercipta akibat adanya pandemi tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.