JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa, tenaga kerja Indonesia (TKI) mantan terpidana mati di Arab Saudi Etty binti Toyib, juga tiga anak buah kapal (ABK) Kapal Amerger yang telah bebas dari sandera perompak di Perairan Gabon telah menjalani rangkaian protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Ia pun memastikan Etty dan tiga ABK tersebut dalam kondisi sehat.
"Setelah ketibaan, kami pastikan bahwa protokol kesehatan dijalankan secara ketat," kata Retno melalui telekonferensi, Kamis (30/7/2020).
"Alhamdulillah semua dari saudara-saudara kita dalam kondisi yang sehat, telah melalui semua aturan yang ditetapkan pemerintah terkait protokol kesehatan," ujar dia.
Baca juga: KJRI Jeddah: 13 WNI Ekspatriat Tercatat sebagai Jemaah Haji 2020
Retno mengatakan, karena sudah mengikuti rangkaian protokol kesehatan, maka Etty beserta tiga ABK tersebut bisa dikembalikan ke pihak keluarga.
Pengembalian itu dilakukan secara resmi oleh Retno hari ini.
"Oleh karena itu, setelah dinyatakan selesai protokol kesehatannya, maka pada hari ini dapat bertemu kembali dengan keluarga," ujar dia.
Diketahui, hari ini Etty beserta tiga ABK Kapal Ameger atas nama Aldi Fauziansyah Suwandi, Amin Sumardi dan Sobirin telah dikembalikan ke keluarganya masing-masing.
Baca juga: TKI Eks Terpidana Mati dan ABK Korban Sandera Dikembalikan ke Keluarga
Menurut Retno, pembebasan Etty bukanlah perkara yang mudah, sehingga membutuhkan bantuan banyak pihak.
Sedangkan, pembebasan sandera di perairan Gabon pun juga memerlukan koordinasi dengan banyak pihak lintas negara.
Di antaranya koordinasi dengan Pemerintah Abuja, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Perancis, pemerintah Nigeria hingga pemerintah Korea Selatan.
"Serta kementerian lembaga terkait antara lain Kemenko Polhukam, TNI serta BIN," ujar dia.
Baca juga: BP2MI Desak KBRI Arab Saudi Kawal Serius Dugaan Penyiksaan TKI hingga Kondisinya Kritis
Retno mengatakan, pembebasan ini adalah bukti bahwa pemerintah selalu berusaha melindungi warga negara Indonesia yang berada di luar negeri.
Ia pun memastikan mesin diplomasi yang dilakukan Kementerian Luar Negeri akan terus berjalan.
"Kementerian Luar Negeri tentunya tidak akan berhasil menjalankan musi tanpa kerja sama dengan yang lain," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.