Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadiem Minta Maaf Terkait Polemik POP, Komisi X DPR Beri Apresiasi

Kompas.com - 29/07/2020, 16:36 WIB
Irfan Kamil,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengapresiasi sikap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang meminta maaf terkait  Program Organisasi Penggerak (POP) yang menimbulkan polemik di masyarakat.

Sebab, akibat polemik tersebut, organisasi besar dunia pendidikan seperti PGRI, Lembaga Pendidikan Ma'arif PBNU, dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah memutuskan mundur dari program ini.

“Kita apresiasi langkah gentleman Mas Nadiem untuk minta maaf kepada PBNU, kepada Muhammadiyah dan PGRI,” kata Huda saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/7/2020).

“Saya kira ini menunjukan Mas Nadiem gentlement sebagai pemimpin terutama sebagai tokoh yang sekarang menjabat sebagai pejabat publik, terutama untuk menggawangi Kemendikbud,” lanjut Huda.

Baca juga: Ikuti POP Kemendikbud, Tanoto Foundation Sebut Tak Ajukan Dana ke Pemerintah

Huda mendorong Kemendikbud untuk segera melakukan perbaikan dan menata ulang Program Organisasi Penggerak.

Menurut dia, Kemendikbud harus memperhatikan hal-hal yang menjadi keberatan dari NU, Muhammadiyah dan PGRI terkait dengan polemik POP.

“Seraya dengan permohonan maaf itu, saya kira tidak kalah pentingnya langsung melakukan perbaikan atau penataan ulang tehadap apa saja yang selama ini menjadi point-point keberatan dari pihak PBNU, pihak Muhammadiyah dan PGRI,” tutur Huda.

"Permohonan maafnya Mas Nadiem atas ketidaknyaman ini saya kira harus didorong ke arah sana," ucap dia.

Baca juga: KPK Akan Undang Mendikbud Nadiem Bahas Program Organisasi Penggerak

Politisi PKB ini setuju terkait melibatkan kembali NU, Muhammadiyah dan PGRI untuk Ikut berkontribusi dalam Program Organisasi Penggerak.

"Saya setuju ada target dari Mas Nadiem untuk melibatkan kembali NU, Muhammadiyah, dan PGRI tentu ini ga mudah," kata Huda

Oleh sebab itu, kata dia, sebaiknya Menteri Nadiem bersilaturahmi mengunjungi tiga lembaga besar pendidikan tersebut.

"Mas Nadiem silaturahimlah, dalam rangka supaya dapat suasana batin, ketiga lembaga ini. Supaya bisa curhat juga. saya kira tidak ada salahnya mas Nadiem datang dan bersilaturahmi," ujar dia.

Baca juga: Minta Maaf, Nadiem Berharap Muhammadiyah, NU dan PGRI Kembali ke POP

Menurut Huda hal itu dapat membangun suasana batin antara Kemendikbud dengan lembaga penggerak dan dapat mendengar lebih dekat hal yang menimbulkan polemik tersebut.

"itu pentingnya pertemuan yang lebih personal," tutup Huda.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim berharap organisasi penggerak seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan PGRI yang selama ini sudah menjadi mitra strategis pemerintah dan berjasa besar di dunia pendidikan, dapat kembali bergabung dalam Program Organisasi Penggerak (POP).

"Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul dan berharap agar ketiga organisasi besar ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program, yang kami sadari betul masih jauh dari sempurna," ujar Mendikbud seperti dilansir dari laman Kemendikbud, Selasa (28/7/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com