Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla: Pemimpin Tak Dilahirkan, tetapi Dibentuk...

Kompas.com - 28/07/2020, 17:09 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla menyebut bahwa seseorang menjadi pemimpin bukan karena terlahir demikian, melainkan karena dibentuk.

Hal ini Kalla sampaikan ketika bercerita tentang perjalanannya karirnya. Kalla mengisahkan bahwa sebelum menjadi Wakil Presiden, dirinya meniti karir dari dasar.

"Pemimpin memang tidak dilahirkan, tapi dibentuk. Jadi seperti saya dalam hidup saya memang teratur sebenarnya dari bawah," kata Kalla dalam sebuah diskusi daring yang digelar Selasa (28/7/2020).

Baca juga: Mendagri: Pilih Pemimpin yang Bisa Menangani Covid-19

Di bidang bisnis, Kalla memulai karir dengan bekerja di perusahaan Sang Ayah selepas menuntaskan pendidikan.

Setelah beberapa lama bekerja, Kalla dipercaya menjadi direktur. Lalu, ia menjadi direktur utama pasca ayahnya mengundurkan diri.

Terhitung kurang lebih 30 tahun, Kalla tak lagi menjadi direktur utama, melainkan komisaris. Perusahaan peninggalan ayah Kalla pun dikerjakan oleh adik dan anaknya.

"Saya jadi komisaris saja, saya mengawasi, yang kerja adik saya, anak saya. Kemudian berhenti," ujarnya.

Di bidang pemerintahan, Kalla mengawali karir sebagai anggota legislatif. Karir politik Kalla moncer di Partai Golkar, hingga dirinya dipercaya sebagai Ketua Umum partai berlambang pohon beringin itu selama 2004 hingga 2009.

Baca juga: Megawati: Saya Selalu Mencari Calon Pemimpin yang Punya Fighting Spirit

Di era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Kalla duduk sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

Menginjak kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, Kalla naik pangkat sebagai Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan selama 2001 hingga 2004.

Karir Kalla terus memuncuk hingga pada tahun 2004 ia digandeng Susilo Bambang Yudhoyono berlaga di Pilpres dan keluar sebagai pemenang. Kalla pun menjabat sebagai Wapres RI ke-10 selama 5 tahun.

Pada Pilpres 2009 Kalla berpasangan dengan Wiranto untuk bersaing dengan SBY dan Budiono, namun tidak berhasil menang.

Tetapi, pada Pilpres 2014 Kalla kembali memenangkan pemilihan umum sebagai Wakil Presiden RI berpasangan dengan Joko Widodo.

"Jadi Wapres, mencoba jadi presiden batal kan, tidak berhasil," ucap Kalla sambil terkekeh.

Atas perjalanan karirnya, Kalla meyakini bahwa tahapan seseorang menjadi pemimpin tidak datang secara tiba-tiba, tetapi melalui proses.

Ia mencontohkan hal serupa juga terjadi pada Presiden RI ke-7, Joko Widodo. Sebelum menjadi presiden, Jokowi lebih dulu berkarir sebagai Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta.

Baca juga: Ahok: Kalau Mau Jadi Pemimpin Harus Berani Pasang Badan untuk Orang Banyak

"Jadi semuanya ada tahapannya. Tentu tahapan itu tetap belajar, tidak langsung tiba-tiba jadi Wapres tidak," ujar Kalla.

"Jadi saya tidak pernah tertidur, saya tidak pernah tiba-tiba kehilangan akal karena saya melayani sesuatu sesuai dengan pengetahuan, proses belajar proses dengan berpengalaman," katanya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com