Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha Prabowo Modernisasi Alutsista dan Polemik Eurofighter Typhoon

Kompas.com - 27/07/2020, 08:29 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto pada pekan lalu kembali melanjutkan misinya dalam upaya memodernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) angkatan bersenjata Tanah Air.

Pada Rabu (22/7/2020), Prabowo menyambangi Turki dan bertemu Presiden Industri Pertahanan Turki Ismail Demir di Kota Ankara.

Pertemuan tersebut diabadikan Ismail Demir melalui akun Twitter-nya, @IsmailDemirSSB.

Menurut Ismail, pertemuan itu membahas kemungkinan kerja sama alat utama sistem pertahanan (alutsista), salah satunya pesawat tanpa awak.

"Pada pertemuan tersebut, kami bertukar pandangan tentang kerja sama alat utama sistem pertahanan (alutsista) di berbagai bidang, terutama UAV (pesawat tanpa awak), kendaraan laut (kapal) dan kendaraan darat (tempur)," tulis Ismail.

Baca juga: Seperti Ini Spesifikasi Jet Tempur Eurofighter Typhoon Incaran Menhan Prabowo...

Pernyataan Ismail di Twitter juga disertai dengan unggahan tiga foto bersama Prabowo.

Dalam foto tersebut, Prabowo dan Ismail tampak sama-sama menggunakan masker saat menggelar pertemuan.

Diketahui, kedatangan Prabowo ke Turki merupakan kali kedua setelah pada November 2019 bertemu langsung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Penguatan hubungan bilateral

Selain bertemu Presiden Industri Pertahanan Turki, dalam kunjungan tersebut juga dimanfaatkan Prabowo untuk menggelar pertemuan dengan sejumlah pihak.

Hal itu berkaitan dengan upaya penguatan hubungan bilateral di bidang industri pertahanan kedua negara.

"Beliau akan bertemu dengan para pihak di sana (Turki) yang terkait dengan penguatan pembicaraan kerja sama bilateral industri pertahanan kedua negara," ujar Juru Bicara Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak saat dihubungi, Kamis (23/7/2020).

Baca juga: Upaya Modernisasi Alutsista, Berikut Negara yang Telah Dikunjungi Prabowo

Dahnil mengatakan bahwa lawatan Prabowo kali ini merupakan kelanjutan pembicaraan kerja sama yang telah diupayakan sebelumnya.

"Beliau melanjutkan pembicaraan lebih intens terkait kerja sama industri pertahanan dengan industri pertahanan Turki," kata Dahnil.

Kompas.com mencatat, sejak dilantik menjadi Menhan dalam Kabinet Indoensia Maju pada 23 Oktober 2019, Prabowo telah mengunjungi sejumlah negara di belahan dunia.

Kunjungan tersebut merupakan dalam rangka menjalankan misi melakukan modernisasi alutsista angkatan bersenjata TNI.

Upaya pertama Prabowo dilakukan saat mengunjungi Malaysia pada 14 November 2019, Thailand pada 17 November 2019, Turki pada 27-29 November 2019, dan China pada 15 Desember 2019.

Kemudian, disusul Jepang pada 20 Desember 2019, Filipina pada 27 Desember 2019, Perancis pada 11-13 Januari 2020, dan Rusia pada 28 Januari 2020.

Baca juga: Jokowi Minta Prabowo Beli Alutsista Dalam Negeri

Lalu, Prabowo Melawat Ini Emirat Arab (UEA) pada 24 Februari 2020. Selanjutnya, Prabowo kembali mengunjungi ke Rusia untuk kali kedua pada 23 Juni 2020. Terakhir, Prabowo ke Turki.

Dalam wawancara dengan Kompas.com pada Kamis (16/1/2020), Dahnil mengungkapkan bahwa Prabowo mempunyai misi untuk memodernisasi alutsista.

"Sejak awal, beliau menyatakan bahwasanya dua bulan sampai enam bulan pertama beliau akan fokus pada modernisasi alutsista," kata Dahnil di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.

Polemik Eurofighter Typhoon

Sebelum melawat ke Turki, langkah Prabowo sempat menuai polemik setelah berencana memborong 15 pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas milik Angkatan Udara Austria.

Di dalam negeri, rencana tersebut ditentang sejumlah pihak karena berbagai alasan.

Namun, pihak Kemenhan menyebut bahwa rencana pembelian Eurofighter Typhoon masih dalam tahap kajian.

"Semua masih dalam kajian, termasuk rencana pembelian jet tempur Typhoon dari Austria itu," kata Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Trenggono, Rabu (22/7/2020), saat dihubungi di Jakarta, sebagaimana dikutip Kompas.id.

Wahyu mengatakan, diplomasi pertahanan yang dijalankan Prabowo dilakukan sembari menjajaki kerja sama produksi.

Hal itu juga yang dilakukan Prabowo terhadap menteri pertahanan Austria sebagaimana disampaikan lewat surat baru-baru ini.

Wahyu Trenggono mengatakan, hal yang pertama harus digarisbawahi dalam membuat strategi pembelian persenjataan adalah perlunya Indonesia memiliki efek gentar di kawasan.

Efek gentar ini yang akan membuat Indonesia disegani. Ia mencontohkan, negara-negara tetangga telah memiliki F35B yang merupakan spesifikasi tertinggi dari pesawat tempur F35, sedangkan Indonesia jauh tertinggal.

Baca juga: Menilik Eurofighter Typhoon, Jet Tempur yang Hendak Dibeli Menhan Prabowo

"Padahal, kita punya negara ini sangat besar wilayahnya yang harus dijaga, terbang dari ujung ke ujung bisa sampai delapan jam lamanya," kata Wahyu.

Didesak untuk membatalkan

Sementara itu, lembaga pengawas HAM Imparsial mendesak Prabowo segera membatalkan rencana pembelian 15 pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas karena berisiko terjadinya kecelakaan.

"Mendesak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membatalkan rencana pembelian pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas dari Austria," tegas peneliti sekaligus Direktur Imparsial, Al Araf, dalam keterangan tertulis, Rabu (22/7/2020).

Menurut dia, ide pembelian tersebut akan mengulangi kesalahan pada masa lalu ketika pengadaan alutsista bekas menimbulkan masalah akuntabilitas anggaran pertahanan.

Hal yang lebih berbahaya lagi adalah penggunanya menghadapi risiko terjadinya kecelakaan.

Imparsial memandang bahwa ide pembelian pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas dari Austria bukan hanya tidak tepat, melainkan juga berpotensi menimbulkan masalah baru pada masa yang akan datang.

Menurut Araf, pemerintah hendaknya belajar dari pengalaman saat melakukan pembelian alutsista bekas pada masa lalu. Baik itu pesawat, kapal, tank, maupun lainnya yang memiliki sejumlah problem teknis dan mengalami beberapa kali kecelakaan.

Baca juga: Menhan Didesak Batalkan Rencana Membeli Eurofighter Typhoon Bekas

Araf menuturkan, upaya modernisasi alutsista TNI untuk memperkuat pertahanan Indonesia merupakan langkah penting dan harus didukung.

Sebagai komponen utama pertahanan negara, TNI perlu dilengkapi oleh alutsista militer yang lebih baik, kuat, dan modern untuk mendukung tugas pokok dan fungsinya dalam menjaga dan melindungi wilayah pertahanan Indonesia.

Namun demikian, kata dia, penting dicatat bahwa langkah tersebut harus dijalankan oleh pemerintah secara akuntabel, transparan, serta dengan mempertimbangkan ketersediaan anggaran dan kebutuhan TNI itu sendiri.

"Hal ini penting untuk memastikan pengadaan alutsista TNI mendukung upaya penguatan pertahanan negara Indonesia dan tidak memunculkan masalah baru di masa yang akan datang," terang Araf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Nasional
Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Nasional
Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Nasional
Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com